tag:blogger.com,1999:blog-387707672024-03-12T16:18:55.324-07:00GurukulSiapa yang menginginkan kesuksesan di dunia, ia akan mendapatkannya dengan ilmu dan siapa yang menginginkan kesuksesan di akhirat,ia juga akan mendapatkannya dengan ilmu.(hadis)
Education ... has produced a vast population able to read but unable to distinguish what is worth reading.
(G. M. Trevelyan)
"A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops."
(Henry Brooks Adams)yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-660880237333915082021-02-03T23:52:00.001-08:002021-02-03T23:52:16.676-08:00Keterampilan Berbicara Bahasa IndonesiaKeterampilan berbicara merupakan keterampilan produktif. Seringkali ketika berbicara seseorang mengalami kesalahan diksi sehingga mengacaukan makna dan rasa aneh pendengar. Berbagai alasan dapat menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, pembicara hendaknya memiliki keterampilan berbicara. Bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara? mari kita simak video berikut!<span class="fullpost"></span><div><br /></div><div><br /></div>
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ZL4fA8DvKsI" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-88769438730511357542013-04-03T14:03:00.000-07:002013-04-03T14:04:09.957-07:00Mahar Terbaik<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Nak
Idris, nanti maharnya 30 Mayam ya. Uang hangusnya 40 juta, karena kita mau buat
pesta adat yang besar, maklumlah jumlah undangan kan sangat banyak,
saudara-saudara yang di sini, yang di kampung, belum lagi yang di Jakarta, akan
kita undang semua. Relasi-relasi bapaknya si Maya, teman-teman kantornya kan
juga harus diundang . Oh ya, siapkan juga uang “langkah” buat abangnya si Maya.
Setelah kalian menikah, ibu mau kalian tinggal di sini aja dulu barang setahun
dua tahun, daripada sewa rumah lebih baik rumah ini aja Nak Idris rehab supaya bisa
ditinggali dengan nyaman”, <i>cerocos</i>
calon mertua Bang Idris. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sambil
tersenyum hambar</span> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bang
Idris hanya mengangguk-angguk dengan tatapan kosong, tanda dia mengerti
sekaligus bingung. Bingung memikirkan besarnya biaya yang harus dia siapkan
untuk pernikahannya dengan Maya, gadis tambatan hatinya yang baru setahun
bekerja di salah satu perusahaan (BUMN). Bermodalkan gelar Sarjana Hukum Islam,
Maya telah mencoba melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan namun selalu gagal.
Setahun yang lalu, kegagalan demi kegagalan yang pernah dialaminya terobati dengan
diterimanya ia di sebuah perusahaan BUMN yang cukup bergengsi. Kelulusannya
dari test yang berat dan berlapis-lapis sampai diterima menjadi pegawai, tak
lepas dari <i>support</i> dan jerih payah Bang
Idris yang memberinya kiat-kiat sukses dan pelatihan cuma-cuma. Bang Idris
sendiri tidak bisa mengikuti test tersebut karena masih terikat perjanjian
dengan lembaga tempat dia mengajar sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Maya
yang sekarang bukanlah Maya yang dulu. Dulu pengangguran sekarang pegawai bank.
Dulu Bang Idris sangat PD mendekatinya, sekarang menjadi tak terjangkau. Sudah
menjadi kebiasaan di kota tempat mereka tinggal, besar kecilnya mas kawin
ditentukan oleh status pendidikan dan pekerjaan calon mempelai wanita. Semakin
tinggi pendidikannya, semakin mahal maharnya. Semakin baik pekerjaannya,
semakin tinggi nilainya. <span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Tradisi ini
seakan-akan menjadi kewajiban, yang kalau tidak ditunaikan dianggap menyalahi
tradisi yang berkembang.</span> Pihak calon mempelai wanita akan menanggung
malu kalau mas kawinnya murah. Status pekerjaan Maya yang sekarang, membuat
keluarganya memasang tarif tinggi ongkos pernikahan yang dibebankan pada calon
mempelai pria. Tak pelak kepala Bang Idris jadi pusing tujuh keliling
dibuatnya. Gajinya sebagai guru sekolah swasta tentu tak cukup untuk menutupi 30
Mayam emas, 40 juta uang hangus dan masih ada lagi uang “langkah”, uang rehab
rumah plus uang “kasih sayang”. Bukannya Bang Idris tak bisa mengusahakannya,
keluarga dan teman-temannya tentu rela meminjamkan uang mereka, mengingat Bang
Idris adalah orang yang baik, jujur, dan suka menolong. Tapi, untuk apa
menghabiskan biaya yang sangat besar untuk pernikahan sampai hutang sana sini,
sementara kehidupan setelah menikah membutuhkan biaya yang tidak kecil.
Akhirnya Bang Idris menangguhkan niatnya untuk menikah, “cewek matre… ke laut
ajee”, ujarnya dalam hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: Arial, sans-serif;">Mahar atau mas kawin adalah pemberian wajib suami
terhadap istri, yang membedakan pernikahan dengan perzinaan. Allah telah berfirman dalam <i>al-kitab</i>, “</span><em style="outline: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Berikanlah mahar kepada
wanita-wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan</span></em>.” (Qs. an-Nisa’ : 4). <span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para ulama sepakat bahwa mahar
bukanlah rukun ataupun syarat dari</span> akad nikah. Tanpa penyebutan mahar
dalam majlis maka akad nikah tetap sah dan berimplikasi hukum. Mahar
adalah hak prerogative istri, dia berhak menentukan besarannya dan penuh
menjadi kepemilikannya tanpa boleh seorangpun mencampuri atau atau punya hak
atas kepemilikannya. Tidak ada ketentuan tentang jumlah maximal dan minimal
sebuah mahar, asala kedua pihak sepakat atas sebuah jumlah, maka itulah yang
harus dibayarkan oleh suami, hanya saja nabi menganjurkan untuk mempermudah
mahar. <span style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Dalam riwayat Abu Dawud dari
‘Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda:<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="outline: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Sebaik-baik
mahar adalah yang paling ringan</span></em>. ‘Umar bin al-Khaththab menyatakan:<span class="apple-converted-space"> </span><em style="outline: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Janganlah kalian
berlebih-lebihan dalam menetapkan mahar para wanita, karena kalau mahar itu
dianggap sebagai pemuliaan di dunia atau tanda takwa kepada Allah SWT, tentunya
Rasulullah SAW lebih dahulu melakukannya daripada kalian.</span></em><span class="apple-converted-space"> (HR.
Abu Dawud).<span class="apple-converted-space"> </span>Ali R.A. pun menikahi
Fatimah dengan mahar hanya sebuah baju besi. </span><span style="background-color: #eeeeff; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Dalam hadits Sahl bin Sa’d z</span>,
nabi bahkan mengatakan “carilah walau sebuah cincin besi” sebagai mahar, ketika
tidak ada cincin besi pun mahar bisa berupa jasa, seperti mengajarkan al-Quran
kepada istri.<o:p></o:p></div>
<span class="fullpost"></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-70362116067468679392011-03-05T06:22:00.000-08:002011-03-05T06:24:03.967-08:00Mengatasi KonflikDalam interaksi social, baik di lingkungan masyarakat yang luas atau pun dalam satu skup yang lebih kecil, – perusahaan, kampus, unit kerja dll – konflik jamak terjadi. Konflik pada dasarnya adalah hal yang biasanya menimbulkan efek negatif bagi kelangsungan eksistensi sebuah lembaga. Namun, sebenarnya konflik juga bisa menghasilkan hal yang positif tergantung bagaimana cara mengatasinya.<br />Pimpinan atau manajer wajib menekan dan menyelesaikan konflik yang terjadi. Lebih bijak lagi, bila konflik bisa dikelola dan direka agar aspek-aspek yang dapat membahayakn kelangsungan lembaga dapat ditekan dan dihindari sedapat mungkin dan aspek-aspek positif dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Senada dengan Widjono, yang mengatakan “jika konflik diselesaikan dengan efektif dan dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.(Wijono, 1993, 38-41).<br /><span class="fullpost"><br />Dalam blog Jurnal managemen, konflik didefinisikan sebagai berikut:<br />Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.<br /><br />Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)<br /><br />Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah: Conflict<br />is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another.<br />yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.<br /><br />Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)<br /><br />Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:<br />1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.<br />2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).<br /> <br />Penyebab Konflik<br />Berikut adalah hal-hal yang bisa menyebabkan konflik:<br />A. Faktor Manusia<br />1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.<br />2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.<br />3. Timbul karena ciri-ciri kepribadian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.<br />B. Interdependensi<br />Ketergantungan satu kelompok kerja dengan kelompok kerja lainnya. Misalnya dalam lingkungan Universitas, untuk menyediakan soal ujian jurusan harus bergantung dengan Bagian Akademik karena jumlah siswa di ruangan ujian ditentukan oleh Bagian Akademik. <br />C. Perbedaan Nilai dan Persepsi<br />Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Misalnya, kelompok Junior merasa bahwa beban kerjanya lebih berat daripada senior sedangkan kompensasi yang didapat tidak seimbang. Kelompok staf merasa beban kerja lebih berat daripada kelompok dosen.<br />D. Kekaburan Yurisdiksional<br />Konflik ini terjadi karena batas aturan yang tidak jelas dan tumpang tindih tanggungjawab. Misalnya, ketidakjelasan aturan tentang beban jam kerja. Diberlakukannya kebijakan yang “pandang bulu”. <br />E. Hambatan Komunikasi<br />F. Faktor Suku, Ras dan Agama<br />Konflik ini menurut Bowo Witoyo, Konsultan SDM, adalah konflik latar belakang. Umumnya terjadi karena adanya perbedaan suku, tingkat ekonomi, dan pendidikan. Untuk kepentingan orang-orang tertentu, faktor suku, ras dan agama sangat mudah untuk “dimainkan”. Bagi lingkungan orang-orang berpendidikan dan berpikiran luas seharusnya perbedaan suku, ras dan agama tidak menjadi ancaman . Namun, pada kenyataannya di lingkungan kampus faktor ini sering menjadi alasan perpecahan. <br />Masih menurut Bowo, manajemen konflik tidak pernah menyelesaikan atau meminimalisir konflik, melainkan bertujuan untuk memberdayakan perbedaan supaya tidak terjadi satu pergesekan yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi. “Itu sebabnya konflik tidak untuk dihindari, tetapi harus dicarikan penyelesaiannya”.<br /><br />Taktik Atasi Konflik<br />Rujuk: Hal ini hanya bisa dilakukan bila kedua pihak berada pada level yang seimbang. Misalnya, konflik antara Kasubbag. Bila konflik terjadi antara dekan dengan dosen, atau pembantu rektor dengan ketua jurusan, cara ini sulit dilakukan.<br />Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.<br />Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.<br />Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.<br />Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini cukup “sadis” dan sering kurang efektif karena salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-53725382903408126422010-05-19T21:02:00.000-07:002010-05-19T21:06:15.496-07:00Si Cantik, Kupu-kupu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKEnhkJLhnAsxI5Y5k0XfnqroD58wwZuOz0U0KeFx8OAMlxKPa94sDeYTZ9e3cefpnnFWO-lsfwz3Xv3wuFNzS6a1B0C81If6jG37JilFgSFic1tTgHEtszchIdLALE8qM8NXx/s1600/butterfly19.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKEnhkJLhnAsxI5Y5k0XfnqroD58wwZuOz0U0KeFx8OAMlxKPa94sDeYTZ9e3cefpnnFWO-lsfwz3Xv3wuFNzS6a1B0C81If6jG37JilFgSFic1tTgHEtszchIdLALE8qM8NXx/s320/butterfly19.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5473198575350986674" /></a><br />Siapa sih yang tak menyukai warna cantik pada kupu-kupu? Walau terlihat lemah, sayapnya yang lembut memiliki warna cerah yang memukau. Tak sulit untuk menemukannya, mereka sering terlihat hinggap pada bunga-bunga indah di teras, halaman, bahkan kebun. Namun sayangnya, jumlah kupu-kupu semakin berkurang selama 25 tahun terakhir.<br /><span class="fullpost"><br />Hal ini dikarenakan tempat tinggal mereka semakin sedikit. <br />Kupu-kupu memang bukan binatang langka, namun banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan si binatang cantik ini. Kupu-kupu termasuk binatang heksapoda (binatang berkaki enam). Ia adalah salah satu binatang sensitif karena penciumannya yang tajam mampu mencium nektar sejauh 15 km. Dengan demikian, insekta ini bisa mengetahui dimana ia akan berkembangbiak dan menghisap madu pada bunga melalui organ mulut yang menyerupai belalai (probosis). <br /><br />Metamorphosis pada kupu-kupu dimulai dari ulat. Uniknya, ulat dapat berganti kulit hingga empat kali sebelum prosesnya menjadi kepompong. Kepompong yang terbentuk sesuai dengan daun yang dihinggapi kupu-kupu. Jenis ulat dan kepompong tergantung pada jenis kupu-kupunya. Ulat bulu akan menjadi kupu-kupu malam yang berwarna gelap. Begitu kepompong menetas menjadi kupu-kupu, ia akan langsung melakukan perkawinan. Sang betina dengan segera hinggap pada daun yang bisa dijadikan makanan ulat setelah telurnya menetas. <br /><br />Seperti tubuhnya yang cantik dan cerah, binatang ini menyukai warna cerah. Ia lebih suka hinggap pada bunga cerah yang menarik perhatiannya. Kupu-kupu memiliki mata majemuk hingga ribuan. Spectrum warna pada mata memantulkan cahaya dari warna cerah yang dikenalinya kemudian menghampiri bunga berdasarkan kebutuhan dengan mencium nectar (cairan pada bunga). Jadi, tidak semua benda berwarna cerah akan dihinggapinya jika ia tidak mencium adanya nectar. Itulah mengapa kupu-kupu sering hinggap pada bunga merah, kuning, atau warna menyegarkan lainnya.<br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-53507235598526571432010-05-19T20:53:00.000-07:002010-05-19T20:56:14.906-07:00Peran Emosi Dalam BelajarBelajar dengan mendengar <br />Belajar dengan melihat <br />Belajar dengan berbuat <br />Belajar dengan merasakan<br />Belajar dengan berfikir<br />Kalimat-kalimat ini sering kita dengar saat membicarakan masalah tumbuh kembang anak dalam belajar. Bagaimana anak mengenal alam menjadi sebuah proses belajar?<br /><span class="fullpost"><br />Aktivitas yang dimulai dari dalam keluarga berkembang ke lingkungan masyarakat yang majemuk mampu membentuk cara berfikir anak dari tidak mengenal menjadi mengenal dan dari tidak tahu menjadi tahu. Namun, kecerdasan intelektual tidak dapat berperan tanpa adanya kecerdasan emosional. Inilah yang dikatakan belajar dengan perasaan. <br />Keterkaitan emosi sangat membantu mempercepat pembelajaran. Tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Penelitian otak menunjukkan semakin adanya hubungan antara keterkaitan emosi, memori jangka panjang, dan belajar.<br /><br />Sebuah ilustrasi, Rina (3 tahun) disuruh menjaga adiknya (6 bulan) oleh sang ibu. Awalnya Rina merasa senang karena ia mampu membuat adiknya tertawa. Dalam pikirannya, ia sudah pandai menjaga adik. Namun karena gemas, tanpa disadari, ia mencubit si adik dan akibatnya adik pun menangis. Melihat peristiwa itu, sang ibu memarahi Rina. Serang anak yang masih berumur 3 tahun menjadi ketakutan. Akibat menjaga adik, mendengar omelan ibu. Ia memandang bibir dan wajah ibunya yang menjadi seram seketika. Rupanya, perbuatannya menjaga adik tadi adalah sebuah kesalahan. Itulah yang muncul dalam pikirannya. Di balik peristiwa ini, memori jangka panjang bermain. Rina akan selalu mengingat ia dimarahi karena membuat adik tertawa saat menjaga adik. Bukan lagi apa yang diomelkan oleh ibunya. <br /><br />Contoh lain, seorang ibu sedang memperhatikan anaknya yang masih duduk di kelas satu SD belajar mewarnai. Dengan imajinasinya, ia membubuhkan warna hitam pada gambar bunga matahari. Melihat ketidaklaziman warna bunga yang dibuat sang anak, ibu langsung berbicara dengan suara tinggi,"Lho, bunga kok hitam. Bunga matahari itu warnanya kuning. Bukan hitam. Ganti!" memang, bunga matahari tidak ada yang berwarna hitam kecuali bunga yang sudah busuk, tapi respon ibu terhadap imajinasi anak mengakibatkan pemikirannya terhambat. Padahal, jika dibiarkan anak berimajinasi, mungkin hasilnya akan lebih baik. Setelah selesai mewarnai, barulah sang ibu menjelaskan dengan lembut dan penuh sayang bahwa bunga matahari akan terlihat lebih cantik lagi jika berwarna kuning. Namun, akibat respon yang kurang baik tersebut emosi anak menjadi tidak stabil. Ia bisa saja tidak mau lagi mewarnai bahkan merasa kurang percaya diri karena takut apa yang dilakukannya salah. Disinilah pentingnya emosi atau perasan dalam belajar.<br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-28869962699678652782010-04-08T03:14:00.000-07:002010-04-08T04:48:58.978-07:00Batak Suku yang UnggulAda lelucon yang mengatakan, "Orang Batak kalo sendirian main gitar, kalo berdua main catur, tapi kalo rame, bikin ribut". Lelucon ini tentu ada benarnya tapi sudah pasti tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang orang Batak kalo rame bikin ribut?, gak perlu rame-rame kok, sendiri pun orang Batak sanggup bikin ribut hehehe. Mungkin sudah suratannya, mayoritas orang Batak dikaruniai suara yang tinggi dan keras. Bukan hanya suara yang keras, tapi ternyata juga kepala yang "keras". Sehingga tidak heran kalau mereka acap kali diberi label "tukang ribut", karena tidak mau mengalah. Sifat tidak mau mengalah ini diakui oleh Hanna Sihombing di <a href="http://blogberita.net/2009/05/04/punguan-orang-batak-jerman-eropa/">Blog Berita</a>. "Biasalah Ito, sudah menjadi sifat orang Batak barangkali, susah mengalah. Sude naeng jadi raja, jala sude naeng mangatur", ujar Hanna. Suku Batak adalah suku yang unik, suku yang sangat kompak, sekaligus sering bertengkar. Dan tentunyu suku yang paling banyak menyita perhatian rakyat Indonesia belakangan ini.<br /><span class="fullpost"><br />Bagaimana tidak menjadi perhatian?. Wong sepanjang hari saya mendengar marga Batak berseliweran di TV. Ada Choki Sitohang, Indra Herlambang, Joi Tobing dll. Selama pansus century diliput, nama-nama yang selalu jadi berita adalah nama yang menyandang marga Batak. Sebut saja Sitompul, Siahaan, Pasaribu, Harahap, Simanjuntak, Pohan. Selesai kasus century, muncullah kasus Gayus Tambunan yang juga melibatkan pengacaranya Haposan Hutagalung. Kali ini Gayus harus didampingi pengacara yang bersih, maka bang Buyung Nasution pun tampil. Tak hanya itu, orang Batak tak cukup hanya menjadi pemberitaan, tapi sampai pada yang menyuguhkan beritanya pun Batak, semisal Saragih, Tampubolon, Nababan, Silalahi. Bah.... apa Jakarta sudah dijajah orang Batak? <br /><br />Kiprah orang Batak di Jakarta memang tak terlepas dari kegigihan mereka. Mereka dikenal pekerja keras dan tidak gengsi. Bukan hanya kerja keras tapi mereka pun mau kerja kasar. Baik kasar dalam arti sebenarnya mau pun kasar dalam arti konotatif. Disamping kegigihan, "nepotisme" juga ikut memperlanjar jalan hidup mereka, karena mereka juga dikenal sebagai suku yang mempunyai kekerabatan keluarga yang sangat erat. Walaupun belom pernah bertemu, tapi kalau sesama Batak apalagi semarga, mereka bisa merasa sangat akrab. <br /><br />Batak identik dengan Medan. Padahal tidak semua orang Medan adalah orang Batak. Medan adalah kota yang berpenduduk heterogen. Penduduk aslinya mungkin melayu, tapi kemudian semua suku ada di Medan dan tidak satu suku pun lebih kuat dari yang lainnya, baik dalam hal politik, perdagangan maupun sosial. Namun, orang Batak yang berada di luar SUMUT selalu memakai nama Medan untuk merujuk asalnya, sehingga Medan menjadi setali tiga uang dengan Batak.<br /><br />Tidak semua Batak adalah beragama Kristen. Walaupun mayoritas Batak Toba adalah penganut agama Kristen tapi ada juga yang memeluk agama Islam. Sementara Batak Mandailing justru mayoritasnya adalah pemeluk agama Islam. Batak Karo yang agama aslinya "parbegu/pelebegu" ternyata sekarang sudah banyak yang memeluk agama Kristen dan Islam. Sebagian orang-orang tua di Tapanuli Utara masih ada yang menganuut ajaran agama leluhur mereka, "Malim", pemeluknya disebut sebagai "Parmalim".<br /><br />Suku-suku lain di Indonesia mungkin perlu mengkaji suksesnya orang Batak di ibu kota. Catat semua nama-nama orang Batak yang sukses, kemudian cari tahu apa taktik kesuksesan mereka. Jangan heran kalau anda akan mendapatkan "sejuta" taktik... karena memang..... Batak artinya <span style="font-weight:bold;">ba</span>nyak <span style="font-weight:bold;">tak</span>tik.<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-72457388780738039192010-03-30T01:16:00.000-07:002010-03-30T02:19:41.851-07:00Kecurangan dalam UNSejak saya masih belajar di sekolah sampe saya mengajar sekarang, selalu ada kecurangan dalam ujian. Rasanya tidak aneh lagi kalau siswa nyontek atau ngopek. Itu sudah biasa dalam dunia pendidikan, bukan hanya di negara kita tapi fenomena itu ada di seluruh dunia. Ketika keberhasilan belajar dinilai melalui ujian, kecurangan dalam ujian pun terjadi. Kecurangan-kecurangan ini tentunya diikuti dengan perbaikan sistem pelaksanaan ujian oleh panitia ujian nasional dan stakeholders lainnya. Pengawasan ujian diperketat, peraturan-peraturan baru pun dibuat dengan tujuan agar kecurangan dalam ujian bisa diminimalisir. Toh.. selalu saja ada murid yang berbuat curang. Gak aneh kok!<br /><br />Yang aneh kalau kecurangan itu bukan hanya berasal dari siswa, tapi justru dari<span class="fullpost"> gurunya. Itu lah yang terjadi dalam UN. Siswa takut dirinya tidak lulus dan gurunya juga takut siswanya tidak lulus, maka dimulailah kecurangan model baru dalam sejarah pendidikan nasional. Guru menghalalkan siswanya mencontek, bahkan sengaja mengatur duduk siswa dengan cara meletakkan siswa-siswa pintar di bangku strategis agar bisa dicontek oleh siswa kurang pintar. Tapi itu teori lama... udah basi!.<br /><br />Kecurangan tersebut secara pelan-pelan mulai mengalami kemajuan. Sebagian guru pun sudah lebih berani dalam berbuat curang. Kecurangan dalam bentuk baru akhirnya mendapat giliran. Caranya adalah membuka kembali jawaban siswa yang sudah dikumpul, dan guru bareng2 menukangi jawaban siswa. Oops.. ternyata ini berbahaya, salah satu sekolah di SUMUT digerebek anggota densus 88 ketika sejumlah gurunya melakukan perbuatan itu. <br /><br />Hmm... nampak sekarang sudah waktunya memikirkan strategi yang lebih jenius lagi. Entah bagaimana caranya, soal ujian yang akan diujikan dibuka, guru menjawab soal-soal tersebut dan... "abrakadabra"!, sampul ujian tertutup kembali tanpa meninggalkan bekas. Beberapa saat sebelum ujian dimulai siswa sudah mendapatkan kunci jawabannya. Bukan magic bukan sihir lhooo...<br /><br />Dalam UN yang dilaksanakan belakangan ini tingkat kejeniusan dalam mencari celah-celah untuk berbuat curang sudah mencapai puncaknya. Kunci jawaban sudah beredar lewat sms (menurut pak Parlindungan sih jawabannya bagus-bagus heheheh....) sementara penjagaan terhadap kerahasiaan dokumen negara tersebut sudah sangat ketat. Pengawasan berlapis-lapis, tapi pak, kok masih ada "siluman" yang berhasil memanfaatkan kemungkinan yang sangat kecil tersebut?. Ternyata UN akhirnya menunjukkan "kepintaran" bangsa kita ya pak?<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-74340437134880982522009-11-01T19:52:00.001-08:002009-11-01T20:08:46.942-08:00Lowongan CPNS 2009 di NADBagi rekan-rekan guru Bahasa Arab, Matematika dan Agama Islam yang belum jadi pegawai negeri dan berminat untuk jadi guru PNS di Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur dan Lhokseumawe agar mempersiapkan diri mengikuti ujian CPNS 2009. Waktu Pendaftaran dibuka sejak tanggal 02 s/d 18 Nopember 2009, mulai pukul 09.00 s/d 14.00 WIB (setiap hari kerja), khusus untuk hari Jumat dari 09.00 s/d 11.30 WIB. Tempat pendaftaran di Bagian Kepegawaian Sekda atau BKPP Kabupaten/Kota sesuai dengan tempat formasi diinginkan. Ujian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 November 2009.<br />Formasi...<br /><span class="fullpost"><br />Berikut ini salinan formasi guru Bahasa Arab, Agama Islam, dan Matematika di Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur dan Lhokseumawe, yang saya ambil dari koran serambi hari ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Formasi CPNS guru Bahasa Arab, Agama Islam dan Matematika 2009 di Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur dan Lhokseumawe</span><br /><br />Dibuka lowongan di:<br /><br />Aceh Tamiang<br /><br /> Guru Agama dengan kualifikasi S1 Agama Islam (akta IV), untuk:<br /> SD sebanyak 15 orang<br /> SMP Sebanyak 6 orang<br /><br /> Guru Matematika dengan kualifikasi S1 Matematika (akta IV), untuk:<br /> SMP sebanyak 8 orang<br /><br />Aceh Timur<br /><br /> Guru Matematika dengan kualifikasi S1 Matematika (akta IV), untuk:<br /> SMP sebanyak 3 orang<br /> SMA sebanyak 1 orang<br /><br />Langsa<br /> <br /> Guru Bahasa Arab dengan kualifikasi S1 Bahasa Arab (akta IV), untuk:<br /> SD sebanyak 10 orang<br /> SMP sebayak 2 orang<br /> SMA sebanyak 3 orang<br /><br /> Guru Matematika dengan kualifikasi S1 Matematika (akta IV), untuk:<br /> SMP sebanyak 3 orang<br /> <br />Lhokseumawe<br /><br /> Guru Agama dengan kualifikasi S1 Agama Islam (akta IV), untuk:<br /> SMP sebanyak 1 orang<br /> SMK sebanyak 1 orang<br /><br /> Guru Bahasa Arab dengan kualifikasi S1 Bahasa Arab (akta IV), untuk:<br /> SMA sebanyak 3 orang <br /> <br /> Guru Matematika dengan kualifikasi S1 Matematika (akta IV), untuk:<br /> SMP sebanyak 4 orang<br /> SMA sebanyak 5 orang<br /> SMK sebanyak 1 orang <br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com29tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-30925273501731729812009-10-07T20:58:00.000-07:002009-10-07T21:55:24.212-07:00Penerimaan CPNS di STAIN Zawiyah Cot Kala LangsaTelah dibuka penerimaan CPNS di lingkungan STAIN ZCK Langsa untuk tahun 2009 sebanyak 20 orang. Lamaran disampaikan melalui jasa pos dengan stempel terakhir tanggal 20 Oktober. Detail tentang formasi jabatan dan kualifikasi pendidikan sebagai berikut.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Berdasarkan Keputusan MENPAN Nomor: 277 Tahun 2009 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Depag Tahun 2009, Panitia Pengadaan CPNS Depag memberikan kesempatan kepada mereka yang memenuhi syarat untuk mengisi lowongan formasi CPNS Tahun 2009.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jenis Ketenagakerjaan dan Kualifikasi Pendidikan yang dibutuhkan.</span><br />A. Dosen III/b<br />1)Bahasa Inggris, 2 orang dengan kualifikasi S2 Bahasa Inggris<br />2)Komunikasi Islam, 1 orang dengan kualifikasi S2 Komunikasi Islam<br />3)Bahasa Arab, 1 orang, dengan kualifikasi S2 Bahasa Arab<br />4)Ilmu Komunikasi, 1 orang, dengan kualifikasi S2 Ilmu Komunikasi<br />5)Filsafat Islam, 1 orang, dengan kualifikasi S2 Filsafat Islam<br />6)Hukum Islam, 1 orang, dengan kualifikasi S2 Hukum Islam<br />7)Ilmu Politik/Politik Islam, 1 orang, dengan kualifikasi S2<br />8)Matematika, 1 orang, dengan kualifikasi S2 Matematika<br />9)Pendidikan Islam, 1 orang, dengan kualifikasi S2Pendidikan Islam<br /><br />B. Tenaga Teknis III/a<br />1)Pranata Humas, 2 orang, dengan kualifikasi S1 Komunikasi/Jurnalistik<br />2)Penyusun Program, Evaluasi & Laporan, 2 orang, dengan kualifikasi S1 Administrasi Negara/Ilmu Hukum/Komunikasi/Ekonomi Manajemen/Ekonomi Islam/Keagamaan Islam<br />3)Perencana, 2 orang, dengan kualifikasi S1 Ekonomi Islam/Manajemen/Perencanaan Pembangunan<br />4)Verifikatur Keuangan, 2 orang, dengan kualifikasi S1 Ekonomi Islam/Akutansi/Manajemen<br />5)Laboran Teknik, 2 orang, dengan kualifikasi S1 Teknik Elektro/Telekomunikasi<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cara Mendaftar</span><br />1. Lamaran ditulis oleh tangan sendiri dengan tinta hitam dan ditandatangani oleh pelamar disertai dengan; a.Fotokopi sah ijazah yang telah dilegalisir, b.Pas foto hitam putih ukuran 3x4 2 lembar, c.Fotokopi sah Wiyata Bakti bagi yang memiliki.<br />2. Lamaran disampaikan melalui jasa pos dengan stempel terakhir tanggal 20 Oktober 2009.<br />3. Pelamar wajib melampirkan amplop balasan yang telah ditempel perangko kilat dengan menuliskan nama dan alamat serta kode pos.<br />4.Pada amplop lamaran agar dicantumkan satuan kerja yang dituju dan pekerjaan yang dilamar pada sudut kiri atas.<br />5. Lamaran dibuat menurut contoh.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Persyaratan Umum</span><br />1. Warga negara Indonesia<br />2. Berusia serendah-rendahnya 18 tahun & setinggi-tingginya 35 tahun (pada tranggal 1 Des 2009)<br />3. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 s/d 40 tahun agar dapat melampirkan bukti Wiyata Bhakti sampai tanggal 1 Desember 2009 minimal 12 tahun 8 bulan secara terus menerus dan tidak terputus pada instansi pemerintah atau yayasan berbadan hukum<br />4. Bagi pelamar lulusan PT swasta yang belum terakreditasi harus disahkan oleh Kopertis/Kopertais<br />5. Bagi lulusan PT Luar Negeri harus melampirkan Surat Keputusan Penetapan dan Penyetaraan hasil penilaian ijazah lulusan lular negeri dari DIKTI atau Ditjen Pendidikan Agama Islam<br />6. Fotokopi ijazah universitas/institute yang sudah dilegalisir<br />7.tanggal penetapan ijazah harus sebelum tanggal pelamaran.<br />Tidak berkedudukan sebagai CPNS<br />8.Tidak pernah dihukum penjara<br />9.Tidak menjadi anggota/pengurus PARPOL<br />10. Bersedia memenuhi peraturan <br /><br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-4214754957900784002009-02-01T00:41:00.000-08:002009-02-01T02:10:42.415-08:00Tips memilih rumah kontrakanPusing memang bila anda baru saja berkeluarga dan harus mendapatkan tempat tinggal baru. Sama pusingnya dengan mendapat kerjaan baru di kota lain dan harus mendapatkan rumah untuk keluarga. Sementara mencari rumah kontrakan yang ideal tidak mudah. Apalagi dibutuhkan dalam waktu cepat. Belajar dari pengalaman, saya mempunyai beberapa tip memilih rumah kontrakan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan.<br /><span class="fullpost"><br />Rumah kontrakan, dilihat dari niat awal pembangunannya bisa kita bagi dalam dua kategori. Pertama, adalah rumah yang awalnya diniatkan untuk dihuni sendiri oleh si empunya rumah. Rumah ini biasanya menyenangkan, dan dilengkapi dengan semua fasilitas karena dari awal sebenarnya ingin dipakai sendiri oleh pemilik rumah, namun karena alasan tertentu mungkin dia harus meninggalkannya kosong atau menyewakannya. Saya kira hanya tinggal negosiasi harganya saja, kalau memang cocok. <br /><br />Yang kedua, rumah yang memang dibangun untuk disewakan. Artinya si empunya rumah tidak pernah dan tidak akan tinggal di rumah tersebut karena tujuannya memang untuk dikontrakkan. Kalau si pemilik rumah adalah orang yang professional maka rumahnya biasanya sesuai standard dan tidak terlalu jelek. Tapi kalau si pemilik rumah orang yang terlalu money oriented dan bukan orang professional biasanya rumahnya asal jadi dan terbuat dari bahan-bahan yang mutunya rendah. Dalam pikirannya, kalau rusak nantinya akan direhab oleh pengontrak rumah. Untuk membedakannya sangat mudah, perhatikan kusen+daun pintu dan jendela. Kalau terbuat dari kayu sembarang dan tidak simetris, kemungkinan besar pemiliknya tidak professional dan mata duitan. Biasanya lampunya juga jelek, keramik kamar mandi mudah pecah, bak mandi mudah bocor, dan hati-hati!, kemungkinan dindingnya juga mudah retak karena kandungan semennya sedikit.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pastikan Lokasinya baik.</span><br />Selain memilih tempat yang dekat dengan lokasi kerja anda, dekat dengan fasilitas publik, seperti supermarket, rumah makan, pangkalan taxi, bank dll, anda mungkin perlu tanya orang-orang disekitar rumah hal-hal berikut:<br />Apakah sering banjir?<br />Apakah sering ada pencurian?<br />Apakah banyak pengangguran di sekitarnya?<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Carilah kontrakan yang perbulan</span><br />Memang biasanya rumah dikontrakkan setahun, tapi ada juga yang kontraknya perbulan. Untuk mendapatkan rumah yang baik perlu waktu yang senggang dan tidak buru-buru. Bila anda waktunya sempit usahakan cari rumah yang per bulan sambil mencari rumah yang ideal. Bila ternyata rumah yang anda sewa perbulan mengecewakan anda tinggal angkat kaki. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jangan Lupakan Pasangan Anda</span><br />Rumah kontrakan akan anda huni berdua dengan istri anda dan anak-anak. Maka jangan sampai lupa minta pendapat istri anda. Bagaimana pun bagusnya rumah itu menurut anda, kalau istri anda tidak suka, nanti akan timbul masalah.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sesuai Prosedur</span> <br />Bila anda telah menetukan rumah sewaan anda, jangan lupakan prosedur yang biasa, seperti:<br />- Surat perjanjian kontrak<br />- Surat izin RT/RW setempat<br />- Setoran kebersihan<br />Dan yang tak kalah pentingnya, silaturrahmi dengan tetangga.<br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-189424058019485262009-01-21T03:08:00.000-08:002009-01-21T03:47:20.010-08:00Belajar di luar negeriKenapa harus belajar di luar negeri? Apa untung dan ruginya? Apakah belajar di luar negeri akan mempengaruhi nasionalisme? Kenapa tidak memilih sekolah atau pun Universitas terbaik di Indonesia yang tentunya mutunya tak kalah dengan luar negeri?. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul setelah saya membaca <a href="http://elly-diary.blogspot.com/2009/01/tak-tertahan.html"> postingan mbak Elly di blog pribadinya</a><br />Belajar di dalam negeri atau pun di luar sama saja sebenarnya. Keduanya mempunyai kemungkinan untuk sukses dan gagal. Kesuksesan dan kegagalan sangat bergantung pada pribadinya. Bagi pembelajar sejati tidak ada bedanya belajar di gedung sekolah yang serba "wah" dengan belajar di bawah pohon rindang. Tapi tentu saja sedikit banyak, lingkungan dan suasana juga turut mempengaruhi hasil belajar. Untuk saat ini saya nelihat belajar di luar negeri mempunyai keuntungan lebih, lalu kenapa harus memilih di dalam negeri sementara ada kesempatan untuk ke luar negeri.<br /><br />Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang di dapat dengan belajar di luar negeri.<br /><span class="fullpost"><br />1. Pengalaman <br />2. Kemampuan bahasa asing<br />3. Kemampuan menyesuaikan diri dengan kultur yang berbeda<br />4. Wawasan global<br />5. Pergaulan dan jaringan persahabatan<br />6. Menjadi duta budaya Indonesia <br /><br />Dari beberapa teman yang pernah belajar di luar negeri saya tidak melihat sedikit pun adanya tanda-tanda hilangnya nasionalisme, malah sebaliknya mereka menjadi lebih "Indonesia" dibanding sebelum mereka ke luar negeri.<br /><br />Tambah lagi, belakangan semangat belajar mahasiswa Indonesia menurun (dari pengalaman saya mengajar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia). Mereka disibukkan dengan hal-hal di luar belajar. Demonstrasi, tawuran, geng dll. Berbeda dengan siswa di Singapura atau India misalnya, mereka memang betul-betul menghabiskan waktunya untuk belajar, tentunya hasilnya berbeda. Budaya belajar ini sangat berpengaruh dengan hasil akhir belajar mereka. <br /><br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-7136240219175186312009-01-21T02:19:00.000-08:002009-01-21T03:03:16.847-08:00Hakikat belajarBelajar di masa muda bagai mengukir di atas batu, belajar di masa tua bagai mengukir di atas air. Belajar pada hakikatnya adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku.<br /><br />Kebanyakan remaja siswa sltp sering berkata," sebenarnya kami telah mempelajari matematika, bahasa Inggris dan ilmu lainnya setiap hari, tetapi tetap saja belum mendapatkan nilai yang memuaskan". Apakah yang dimaksud dengan belajar adalah rajin masuk masuk sekolah tiap hari dan tidak pernah absen?<br /><span class="fullpost"><br />Menurut ilmu pendidikan belajar adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku. Jadi walaupun kita telah berusaha sekuat tenaga namun perubahan tingkah laku tidak terwujud maka kita tidak bisa mengklaim bahwa kita telah belajar. Tingkah laku akan berubah jika kita mempelajari sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, kemudian kita menjadi tahu, paham dan mampu menerapkannya. Dengan demikian, bila kita keluar dali kelas atau setelah membaca sesuatu, hal yang harus kita lakukan adalah bertanya pada diri sendiri, "apa yang telas saya peroleh?". Apabila ternyata kita tidak mendapat apa-apa, maka berarti kita tidak belajar sama sekali. Belajar juga bisa di dapat melalui pengalaman. Apabila ada orang yang selalu membuat kesalahan yang sama, anda bisa mengatakan padanya, "anda tidak pernah belajar dari pengalaman".<br /><br />Bagaimana cara belajar yang benar?. Prinsip umum dari belajar adalah <span style="font-weight:bold;">minat</span> dan <span style="font-weight:bold;">konsentrasi</span>. Minat maksudnya adalah kita benar-benar berniat belajar. Niat ini dibangkitkan dari hati yang suka, rasa ingin tahu, penasaran dan semangat yang berkobar. Misalnya kita berminat pada pembacaan puisi, maka kita akan menekuninya agar pengetahuan kita bertambah tentang puisi. Minat menjadi pemicu semangat untuk berhasil. Kalau tidak berminat maka akan timbul rasa bosan dan malas. Konsentrasi maksudnya memusatkan pikiran dan perhatian bahwa kita dalam proses belajar maka pikiran kita akan terpusat kepada apa yang sedang kita baca dan pelajari. Konsentrasi yang benar akan membuat memori tersimpan lama di otak dan memudahkan kita untuk memahami. Kita tidak susah menghafal karena sudah paham dan mengerti sehingga terekam dalam pikiran dengan baik. Bila tidak mengerti maka anda sama dengan menghafal mantra-mantra yang tentunya sangat sulit karena tidak disertai dengan pemahaman.<br /><br />Ada unsur pendukung yang harus kita lakukan agar hasil belajar kita bermanfaat, yaitu dengan menerapkan pengetahuan yang kita pelajari tadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya setelah kita mempelajari cara membaca puisi, kemudian kita praktekkan dengan membaca puisi sungguhan. Kemudian cobalah lahirkan kembali apa-apa yang telah kita pelajari tadi lewat lisan maupun tulisan. Untuk yang pertama tidak terlalu sulit, anda bisa kemukakan kembali - apa yang telah anda pelajari - dalam percakapan dengan teman-teman. Untuk yang kedua, anda bisa lakukan dengan membuat catatan, ringkasan, artikel dan tentu saja "ngeblog".<br /><br />Belajar hendaknya jangan hanya dilakukan ketika berada di sekolah saja, tetapi belajarlah di mana saja, kapan saja dan dari siapa saja. Internet adalah sekolah kedua disamping sekolah formal, dan kehidupan nyata ini adalah sekolah yang sesungguhnya. Belajar memang mempunyai banyak tantangan dan kesulitan tapi begitu anda memulainya maka anda telah menorehkan ukiran di atas batu yang akan abadi membentuk karakter. Masa muda adalah masa untuk belajar agar anda bijaksana. </span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-51375922512042084762008-12-17T22:39:00.000-08:002008-12-20T01:57:57.722-08:00Pukulan tidak identik dengan kekerasanVideo kekerasan seorang guru SMK 3 Gorontalo yang menampari muridnya beredar luas dan membuat heboh dunia pendidikan. Tindakan Awaluddin Korompot, guru Matematika tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak terutama masyarakat yang anaknya masih berstatus siswa di berbagai sekolah menengah.<br /><br />Sebetulnya kejadian serupa sudah sering terjadi hanya saja tidak terekam dalam video seperti kasus Pak Awaluddin tadi. Berikut ini ada beberapa kutipan dari media massa menyangkut pemukulan terhadap peserta didik.<br /><span class="fullpost"><br />Rahman, siswa kelas 2, juga mengaku dipukuli oleh guru lainnya bernama Bahar. Gara-garanya, Rahman tidak menghapal salah satu bacaan salat.<br /><br />Nur Haerah mengaku dirinya pernah dilempar buku, dipukuli bahkan ditendang oleh Kadir, salah seorang guru mata pelajaran Fiqih. Peristiwa itu dialami Nur hanya gara-gara diduga menghina guru tersebut dengan sebutan Doyok.<br /><br />Perlakuan serupa juga sering dilakukan guru lainnya. "Pak Dedi juga sering memukul kami kalau menyuruh salat. Harusnya kan tidak memukul," ujar siswa yang enggan disebutkan namanya.<br /><br />Gara-gara dianggap tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, siswi SMP 282, Sri Pratiwi, digampar guru Bahasa Inggris.<br /><br />Kutipan-kutipan dari kejadian nyata di atas menggambarkan bahwa memukul bertolak belakang dengan mendidik. Pukulan adalah tindak kekerasan yang harus dienyahkan dari dunia pendidikan, setidaknya itulah pandangan sebagian besar orang tua siswa peserta didik sementara ini. Yang menjadi pertanyaan adalah "apakah benar pukulan sama dengan kekerasan dan tidak boleh terjadi dalam proses pendidikan?".<br /><br />Nampaknya cara pandang orang terhadap "pukulan" mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Orang dahulu berbeda dengan orang sekarang dalam memandang praktek pemukulan terhadap siswa didik. Anda mungkin pernah membaca buku klasik atau mendengar cerita lama tentang orang tua yang hendak menitipkan anaknya di sebuah surau kepada seorang tokoh agama untuk dididik dan diajar membaca Quran dan pelajaran agama. Calon anak didik diserahkan oleh orang tua kepada orang yang dipercayainya untuk mendidik anaknya tersebut berikut dengan rotan. Dalam ijab qabulnya orang tua anak kira-kira akan mengatakan, "Buya, anak saya tolong dididik. Ini rotannya, kalau dia nakal dipukul saja".<br /><br />Cerita ini menunjukkan bahwa zaman dahulu, orang beranggapan bahwa pukulan adalah bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan. Hal ini nampaknya sejalan dengan cara pandang Islam terhadap pemukulan dalam pendidikan. Sebuah hadits Nabi mengatakan, "Suruhlah anak-anak kamu shalat jika mereka berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka jika telah berumur sepuluh tahun (dan masih tidak melakukannya)".<br /><br />Dalam pendidikan dikenal istilah penghargaan dan sanksi. Penghargaan diberikan pada anak didik yang berprestasi sedangkan sanksi diberikan pada anak yang melanggar dan berbuat kejahatan. Penghargaan gunanya untuk memotivasi anak didik agar mereka tetap melakukan kebaikan dan bergairah untuk berprestasi. Sebaliknya, sanksi diberikan kepada anak yang melakukan kejahatan dan melanggar disiplin dengan tujuan untuk memberikan efek jera agar tidak mengulangi kembali kejahatan yang sama. Sanksi bisa berupa hukuman fisik maupun non-fisik yang tentu saja tidak disukai oleh orang yang dikenakan sanksi. Di antara sanksi fisik adalah pelimpahan pekerjaan tertentu dan "pukulan mendidik". Pemukulan sudah mewarnai pendidikan sejak dari dahulu kala dan terbukti berhasil mencetak manusia-manusia unggul.<br /><br />Pukulan sebagi sanksi sah sah saja diberlakukan asal sesuai dengan keadaan, waktu dan kesalahan yang dilakukan. Pukulan yang mendidik harus memenuhi syarat-syarat tertentu antara lain, dilakukan tidak dalam kondisi eksekutor sedang dikuasai amarah, tidak memakai benda-benda yang bisa menciderai, tidak di tempat-tempat yang membahayakan peserta didik seperti di bagian kepala, dada, alat vital,punggung, perut dan bagian tubuh yang sensitive terhadap pukulan, seperti kepala, wajah dan telinga. Biasanya pukulan diperbolehkan di telapak tangan, telapak kaki, betis dan pantat, dan kekuatan pukulan harus terukur yang tujuannya hanya untuk membuat jera bukan melukai apalagi membuat cacat.<br /><br />Memukul dianjurkan agar ada perubahan ada diri peserta didik, perubahan yang secara lambat laun akan berubah dengan keikhlasan, ketulusan dalam berbuat. Meskipun pada awalnya mereka agak terpaksa dan meninggalkan sesuatu hanya karena takut dipukul, namun lambat laun akan berganti dengan sikap yang tulus dan ikhlas dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. <br /><br />Selain itu pukulan mendidik anak untuk tidak manja, tahan deraan dan melatih kekuatan fisik. Orang Yunani kuno menetapkan pembentukan jiwa patriotik dan kekuatan fisik sebagai tujuan utama pendidikan, begitu juga Romawi kuno. Maka tak heran kalau mereka dididik dengan pukulan.<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-56519151541328108332008-12-02T01:24:00.000-08:002008-12-02T02:56:45.408-08:00Membuat favicon di blog baruSetelah 2 hari berkutat di depan komputer akhirnya berhasil juga bikin favicon di template blogger.com yang baru. Masalahnya petunjuk-petunjuk yang ada rata-rata menjelaskan cara membuat favicon di template classic. Ada juga yang memberi cara bikin favicon di template baru tapi ternyata gak jalan. Ternyata caranya mudah kok...<br /><span class="fullpost"><br />Bagi anda yang belum tahu apa itu favicon mungkin masih bertanya-tanya, "binatang ape pula ler tu?" :)<br />Favicon adalah singkatan dari favorite icon. Icon yang dimaksud adalah icon yang muncul di menu tab browser dan di address bar. Seperti di blog ini apabila anda lihat di address barnya di ujung sebelah kiri ada ikon (gambar) toga. Kalo di blog yang standar ikonnya adalah huruf B dengan latar belakang oranye. Anda bisa mengubah ikon standar itu dengan logo anda sendiri ataupun foto anda.<br /><br />Caranya Mudah...<br />1. Masuklah ke salah satu situs favicon generator. seperti di <a href="http://tools.dynamicdrive.com/favicon/"><img src="http://tools.dynamicdrive.com/favicon/export/faviconlogo1.jpg" border="0" alt="Favicon maker- Create a favicon from any image" /></a><br /><br />2. Masukkan foto anda dan buatlah ikon di situs tadi.<br />3. Online kan ikon anda tadi dengan cara menyimpannya di geocities (kalau anda punya account geocities), atau di photobucket (bila punya account photobucket) atau bisa juga di upload di google.<br />4. Buka layout blog anda dan pilih "edit html".<br />5. Copy kode berikut (jangan lupa ganti kata "alamat_ikon_anda" dengan alamat ikon anda yang anda simpan tadi)>---> <font color="red" size="2"><pre><link href='alamat_ikon_anda' rel='Shortcut Icon'> </pre></font><br />6. Paste kode tadi di dalam<pre><Head></pre>, atau tepatnya di bawah kode berikut:<br /><font color="red" size="2"><pre><Head></pre><pre><b:include data="blog" name="all-head-content></pre></font><br />dan tepat di atas kode:<br /><font color="red" size="2"><pre><title> <data:blog.pagetitle/> </title></pre> </font><br /><br />7. Klik "save template"<br /><br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-14409759051100409972008-11-26T02:46:00.000-08:002008-11-26T03:38:41.121-08:00Darul Ilmi Murni, sekolah digital di kota Metro-DigitalDarul Ilmi Murni, sekolah yang didirikan oleh Haji Masri 3 tahun yang lalu ini akan menjadi salah satu sekolah digital selain SMK Telkom Sandhy Putra di Sumatera Utara. Sekolah ini akan difasilitasi dengan ICT yang memadai, salah satunya dengan diinstalnya "titik panas" oleh pihak Telkom sebagai percontohan sekolah digital.<br /><span class="fullpost"><br />Hal ini disampaikan oleh pejabat PT Telkom, Overlies di Taman Ahmad Yani dalam acara pembukaan Taman Digital Ahmad Yani, Medan pada hari Rabu tanggal 26 Nopember. Acara ini dihadiri oleh Walikota Medan, Dirut PT Telkom, Reynaldi Firmansyah, serta seluruh camat dan lurah sekota Medan. Dalam sambutannya, Walikota Medan menyampaikan bahwa PT Telkom bekerjasama dengan Pemkot Medan untuk menciptakan Medan Metro-Digital telah menjadikan beberapa lokasi di kota Medan sebagai Hotspot dimana warga bisa mengakses internet secara cuma-cuma. Daerah-daerah tersebut adalah Taman Ahmad Yani, Taman Sari Deli, Jalan DR Manshur sepanjang 2 km dan Perpustakaan Daerah. Tujuannya tak lain adalah menciptakan Medan yang cerdas dan melek ITC. Selain itu Overlies juga menyampaikan bahwa Telkom bekerjasama dengan sekolah Darul Ilmi Murni untuk menciptakan sekolah digital.<br /><br />Dalam acara yang terpisah, ketua Yayasan Darul Ilmi Murni, H. Dedi Masri, LC menyampaikan bahwa DIM akan difasilitasi dengan komputer dan infocus di tiap kelasnya disamping layanan hotspot, sehingga siswa bisa belajar dengan lebih baik.<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-21415242866844625462008-11-15T01:31:00.000-08:002008-11-15T01:37:47.912-08:00Idola cilik, tayangan mendidik?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge-bLDa-iAtw531V06taMs46kb5Zzw-46QHIT5vurD2CCxqUZzhLjPzHx0ox5VdYN3ztSW2qhNVlr9P8UCo4FYxheUdbeBLBeCxplxC4S6B7VF0J2j6_AI_eG4cIlBFeAABGjc/s1600-h/idola.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 136px; height: 50px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge-bLDa-iAtw531V06taMs46kb5Zzw-46QHIT5vurD2CCxqUZzhLjPzHx0ox5VdYN3ztSW2qhNVlr9P8UCo4FYxheUdbeBLBeCxplxC4S6B7VF0J2j6_AI_eG4cIlBFeAABGjc/s320/idola.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5268816138703076530" /></a><br />Nonton acara <a href="http://hasanjunaidi.wordpress.com/2008/03/30/idola-cilik-rcti-good-bye-to-osa/trackback">Idola cilik </a> di RCTI ternyata asik juga. Bukan hanya olah vokal anak-anak itu yang menarik, tapi acara yang dipandu oleh Ocky Lukman, Ira maya Sopha, Winda dan Duta cukup pandai melibatkan emosi pesertanya dan tak ketinggalan juga emosi penonton.<br />Walaupun acara ini menuai banyak protes dari orang tua karena juga menampilkan lagu-lagu dewasa yang tidak pantas disenandungkan oleh anak-anak seumur meraka, belum lagi dandanan dan gerakannya yang kelewat dewasa, toh acara ini tetap jadi idolanya anak-anak. Ponakan saya yang masih kelas 2 SD pun tak mau absen menyaksikan tayangan ini.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Terlepas dari efek negatif yang dikhawatirkan sebagian orang tua seperti yang baru disebutkan tadi, acara ini cukup bernilai positif. Dilihat dari persaingan dan usaha keras pesertanya, acara ini mengajarkan bahwa keberhasilan memerlukan keberanian dan perjuangan. Disamping itu, anak-anak juga diajarkan untuk bisa menerima kenyataan, bahwa bila dia tak bisa tampil sebaik saingannya dia harus rela menerima kenyataan paling pahit, tidak naik kelas atau tereliminasi. <br /><br />Sekedar masukan bagi RCTI, sebaiknya memang pemandu acara atau juri menyeleksi lagu dan pakaian peserta agar sesuai dengan usia mereka. Saya rasa membatasi hanya lagu anak-anak tak akan mengurangi peminat acara ini, malah mungkin tambah banyak. Suskses bagi RCTI! Kita dukung acara yang mempunyai nilai pendidikan bagi anak-anak. </span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-1643199236915103432008-11-03T07:37:00.000-08:002008-11-11T03:27:39.579-08:00Laskar Pelangi VS Ayat-ayat Cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPSM5ogmeVw7-qhvi99N5rv8t9AFljfTO_bWO-DDc5ZZWf0zqX70w76WtDbgiTMywtrLirOa_OhJTFok0SgpfXscqEqrX6JCHqyauRUwsrMRQFFHdEXZvHfDRK-_Qg18Dw7r1B/s1600-h/lp.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 97px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPSM5ogmeVw7-qhvi99N5rv8t9AFljfTO_bWO-DDc5ZZWf0zqX70w76WtDbgiTMywtrLirOa_OhJTFok0SgpfXscqEqrX6JCHqyauRUwsrMRQFFHdEXZvHfDRK-_Qg18Dw7r1B/s320/lp.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267360134236885826" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRieuGDFI87KQi0IHn_TG3wAjARYXL_WjtjBOncRqbqTUXU2bBt0dTohMPHocnlFyy8pMmtuQGd7qUAn5FkFKId6o_2B7X184mzAMDJgHFrNQZJYk7F3fM6C_5kLEOXAyUgkhf/s1600-h/aac.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRieuGDFI87KQi0IHn_TG3wAjARYXL_WjtjBOncRqbqTUXU2bBt0dTohMPHocnlFyy8pMmtuQGd7qUAn5FkFKId6o_2B7X184mzAMDJgHFrNQZJYk7F3fM6C_5kLEOXAyUgkhf/s200/aac.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5267359028592498514" /></a><br />Hampir satu jam saya ngantri di loket bioskop demi menghapus rasa penasaran pada kehebatan "Laskar Pelangi" yang katanya dalam waktu hanya 2 pekan bisa mencapai 1.5 juta penonton. Tak heran, sudah sebulan masa pemutaran pun saya masih kesulitan mendapatkan tiket. Setelah sejam ngantri ternyata tiket untuk show yang sekarang sudah habis. "Adanya untuk show jam 7 nanti pak" kata si penjaga tiket tersenyum. "Wah... berarti masih 3 jam lagi donk", gerutuku. Saking penasarannya aku rela beli tiket dan nunggu 3 jam lagi, ngak apa deh bisa nunggu di Gramedia sambil liat-liat buku.<span class="fullpost"><br />Di Gramedia buku Laskar Pelangi pun ternyata lagi diskon besar. Disediakan satu rak khusus buku LP. Buku yang sudah laris manis ini nampaknya bakal tambah laris lagi setelah dirilis filmnya. Tapi saya tak inginmembeli buku ini,bukan karena tidak suka,tapi karena sudah ada yang menghadiahkan buku ini bersama tetralogi LP lainnya. Di rak-rak lainnya masih nampak buku Ayat-Ayat Cinta yang juga pernah laris dan juga sudah diangkat ke layar lebar. Setelah AAC, menjamurlah buku-buku lain yang senada. Rata-rata ditulis oleh penulis tamatan timur tengah dengan cerita cinta Islami yang berlatar timur tengah. Hanya penerbit Mizan yang tampaknya lebih condong pada latar Asia Selatan. Seperti kisah-kisah seputar Taj Mahal.<br /><br />Film AAC dan LP mempunyai kesamaan dalam beberapa hal antar lain:<br />1. Sama-sama bernuansa Islami. AAC menampilkan kisah cinta yang Islami dan LP, walaupun bukan kisah cinta namun sangat kental nuansa Islamnya karena menceritakan perjalanan siswa-siswa di sekolah Islam, SD Muhammadiyah.<br />2. Sama-sama menarik banyak penonton. Yang menarik, penontonnya bukan hanya orang Islam, tapi pemeluk agama lain juga tertarik dengan film ini.<br />3. Sama-sama film yang diangkat dari buku yang laris manis.<br /><br />Kalau LP diproduseri oleh Mira Lesmana yang adalah orang Islam, AAC produsernya adalah Manoj Punjabi. Yang membuat keduafilm ini juga menarik minat non-Muslim mungkin karena sama-sama menonjolkan kebenaran universal. Yang jelas, keduanya adalah film yang sukses dan bermutu. Ehem... perfileman Indonesia mulai bangkit. Ayo donk insan film, kita tunggu nih film-film berkualitas lainnya.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-64669865839326212008-08-27T07:33:00.000-07:002008-11-10T17:20:17.734-08:00Jangan latah menjelek-jelekkan orangAnda pernah terlibat konflik dengan orang lain? Tentunya pernah. Konflik bisa diselesaikan dengan rembug, duduk bersama membicarakan permasalahan dengan terbuka dan mencari jalan tengahnya. Banyak konflik yang berakhir dengan win-win solusion setelah dibicarakan bersama, tapi ada pula yang tak berujung dengan damai. Rembug, diskusi, musyawarah, sharing atau apalah namanya, membutuhkan kesabaran, perasaan, keterbukaan, keinginan untuk menyelesaikan masalah dan mengenyampingkan egoisme. <br /><span class="fullpost"><br />Jalan tengah tak kan dapat dicapai apabila masing-masing pihak tetap bertahan pada pendapatnya sendiri. Yang paling berperan di sini adalah emosi. Semakin pintar anda mengontrol emosi, semakin tinggi martabat anda dan semakin besar kemungkinan solusinya tercapai. Sebaliknya, kalau saling lepas kontrol emosi dan tidak mau beranjak sedikitpun dari pendapat pertama alias mempertahankan egonya, sudah pasti hasilnya membentur jalan buntu.<br /><br />Situasi yang lebih parah adalah apabila anda terlibat konflik dengan seseorang namun tidak pernah punya kesempatan untuk duduk bersama membicarakan jalan keluarnya agar konfllik tidak berkepanjangan. Yang terjadi justru saling menceritakan kejelekkan pada orang lain agar terpengaruh dan sama-sama membenci orang tersebut. Lama kelamaan tanpa disadari, perjalanan waktu telah menjadikannya rival permanen anda. Jadilah anda dan rival anda tadi musuh sejati bagaikan Tommy dan Jerry. Kemanapun anda pergi, anda dengan sukarela meng-iklan-kan kejelekan rival anda tadi dan begitu pula sebaliknya, rival anda akan gencar mempromosikan kejelekan dan kelemahan anda. <br /><br />Apabila situasi di atas benar-benar terjadi pada anda, maka sebaiknya mulai sekarang anda berhenti melakukan tindakan bodoh tersebut! Berhentilah menceritakan kejelekan rival anda, walaupun dia masih tetap setia menjadi bintang iklan yang mempromosikan kejelekan anda. Anda tidak perlu khawatir karena orang tidak serta merta jadi jelek hanya karena dijelek-jelekkan orang lain. Bagaimanapun kita menceritakan sesuatu pada orang lain, pendengarnya tak kan menelan mentah-menath semua informasi yang kita sampaikan. Orang juga memiliki kebebasan untuk menilai, (minimal untuk keperluan dirinya sendiri) siapa yang bercerita dan siapa yang diceritakan.<br /><br />Justru ketika anda mengada-ada atau mengarang secara hiperbola, anda akan mendapat nilai negatif dari pendengarnya, apalagi kalau si pendengar sampai tahu hal yang sebenarnya terjadi. Semakin gencar anda menceritakan ke orang lain semakin tenar anda sebagai orang yang mempunyai nilai negatif, sehingga cap sebagai tukang gosip pun nempel di jidat.<br /><br />Sudah jamak adanya, bila ada dua pihak yang bersengketa, maka yang paling banyak menjelek-jelekkan lawannya sebetulnya adalah yang paling bermasalah. Maka bila kita bertemu seseorang yang kemudian menjelek-jelekkan orang lain kita bisa ambil kesimpulan pertama bahwa dialah sebenarnya yang tidak beres. Kalau tidak percaya silahkan adakan pengamatan atau studi lapangan, saya garansi, apa yang saya katakan benar adanya... ehem.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-82573004285507361912008-08-19T01:14:00.000-07:002008-11-10T17:21:38.726-08:00Mengajarlah di luar negeriSebagai seorang guru di sekolah swasta, tentu dibutuhkan kinerja maksimal dan evaluasi terus menerus oleh pihak yayasan. Itu sudah biasa, di sekolah manapun anda bekerja anda memang selalu dituntut kerja maksimal. Masalahnya adalah ketika anda sudah bekerja maksimal tapi penghargaan yang diberikan pihak yang merekrut anda tidak sesuai dengan kerja keras anda. Seorang guru yang credible dan mempunyai integritas tinggi hal tersebut bukanlah alasan untuk menyerah dan mengorbankan pendidikan murid-muridnya. Tapi sesabar apa pun, guru juga manusia yang punya tanggungjawab tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah untuk mensejahterakan anggota keluarganya. Sehingga wajar saja guru yang credible dan punya integritas tinggi tadi goyah juga dan mencoba berpaling pada sumber pencarian yang lebih menjanjikan, atau "nyambi" di sektor lain di luar pendidikan.<br /><span class="fullpost"><br />Bagi anda yang bisa berbahasa asing, sebetulnya tidak perlu terlalu khawatir karena kemampuan anda itu mempunyai nilai tambah yang bisa diandalkan. Anda bisa tetap hanya mengajar tanpa harus "nyambi" dan mendapatkan penghasilan yang cukup. Coba lah untuk melamar menjadi guru di negara lain. Kesempatan ini selalu terbuka bagi anda dan tak perlu merasa bersalah atau takut dipertanyakan nasionalismenya. Negara-negara berkembang semisal India dan Pakistan banyak bekerja di luar negaranya dan itu sama sekali bukan berarti tidak cinta negaranya, justru dengan begitu negara mereka sangat diuntungkan. Daripada mengekspor TKI yang kurang terampil dan akhirnya hanya jadi bulan-bulanan bangsa lain, mengajar di sekolah-sekolah luar negeri lebih bermartabat.<br /><br />Mungkin masalahnya hanya kurangnya informasi dan percaya diri. "PeDe" memang menjadi masalah besar bangsa kita. Mungkin impact dari penjajahan yang lebih dari setengah abad. Tapi itu tak bisa dibiarkan terus menerus. Bangsa-bangsa lain yang sebetulnya kemampuannya masih setara dengan kita berani mengajar keluar negeri, kenapa kita tidak?. Padahal banyak negara-negara di Afrika dan Timur Tengah yang butuh tenaga pendidik dari Indonesia. Hanya saja infromasi itu mungkin tidak sampai ke anda.<br /><br />Saya pernah coba mendaftar di <a href="http://www.seriousteachers.com/images/seriouslogo.jpg">Seriousteachers.com</a> untuk mencari sekolah-sekolah yang membutuhkan guru yang sesuai dengan bidang saya. Ternyata cukup banyak sekolah-sekolah elit di luar sana yang membutuhkan. Setiap bulan ada saja email dari situs tersebut yang masuk memberikan informasi tentang sekolah-sekolah yang membutuhkan guru sesuai dengan bidang yang saya pilih. Saya juga bisa menentukan negara yang saya tuju, sehingga informasi kebutuhan guru tadi juga sesuai dengan negara tujuan saya. Sayangnya sampai saat ini masih ada program saya yang belum selesai di dalam negeri, kalau tidak tentu saya sudah terbang ke sana.<br /><br />Lalu anda yang masih muda dan punya kemampuan kenapa tidak mencobanya? <span style="font-style:italic;">Itung-itung</span> nambah devisa negara, sambil menangguk dollar dan mengabdi untuk masyarakat dunia, anda juga bisa promosikan keelokan budaya bangsa anda yang tercinta ini.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-25334692859273270282008-08-13T07:48:00.000-07:002008-11-10T17:22:23.695-08:00Kekerasan dan peran pendidikanKita sudah jengah dengan berita-berita di media tentang kekerasan yang terjadi di seantero nusantara. Pelakunya bukan hanya seorang kriminal atau psikopat seperti Fery Henyansyah atau dukun AS tapi juga pelajar, mahasiswa dan masyarakat berpendidikan. Sebut saja beberapa kasus, seperti geng Nero, yang pelakunya adalah pelajar SLTA atau kasus bentrok Mahasiswa Cahaya dengan masyarakat yang terjadi di Jakarta belum lama ini dan sederet kasus tawuran pelajar atau mahasiswa yang terjadi selama ini. Anehnya lagi semua ini terjadi di negara yang terkenal dengan keramahan dan lemah-lembutnya, yang semua rakyatnya sepakat mempunyai budaya timur yang jauh dari kekerasan. Setidaknya itulah yang selalu ditanamkan di benak kita sejak masih duduk di bangku SD, walaupun sebenarnya sejak dulu sebagian kita sudah meragukannya. <br /><span class="fullpost"><br />Karena budaya amat erat hubungannya dengan pendidikan dan lebih-lebih lagi peran pendidikan dalam membentuk karakter masyarakat tak terbantahkan (daerah yang persentase literacynya lebih tinggi, lebih sedikit ditemukan kasus kekerasan dibanding yang literacynya rendah), kita jadi bertanya-tanya ada apa dengan sistem pendidikan kita?. Apakah kasus-kasus kekerasan yang disebut di atas menandakan bahwa kita telah gagal mendidik bangsa?<br /><br />Kekerasan yang merupakan sikap anti-sosial sangat identik dengan kriminal, walaupun tidak semua kekerasan bisa dikategorikan <span style="font-style:italic;">crime</span>. Tindakan kriminal adalah bentuk sikap anti-sosial yang melanggar sentimen publik dan dilarang oleh hukum. Jadi kriminal adalah aktivitas anti-sosial dan aktivitas melawan hukum secara bersamaan. Kendatipun tidak semua aktifitas anti-sosial bisa diproses secara hukum, tapi tentu saja tak luput dari kecaman masyarakat umum.<br />Sebagaimana klasifikasi pelaku kriminal, pelaku kekerasan juga bisa kita klasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar.<br />Yang pertama adalah kelompok pelaku kekerasan yang sudah berbakat sejak kecil. Pelakunya melakukan kekerasan tanpa objective atau kondisi tertentu. Hukuman baik legal maupun sosial tidak akan menjadikannya jera untuk tidak mengulangi tindakan kekerasannya lagi. Kebanyakan pelakunya berasal dari keluarga yang profesinya berhubungan dengan kekerasan seperti preman dan mafia atau yang sejenisnya. Sementara kelompok kedua adalah pelaku kekerasan yang didorong oleh sebab-sebab tertentu. Orang ini tidak mewarisi sifat keras dari keluarganya tapi seiring dengan berjalannya waktu kehidupannya menghadapi keadaan yang memaksanya untuk cenderung pada kekerasan. Sehingga dia menjadi orang yang kadang-kadang lembut tapi juga sampai hati untuk bertindak tidak manusiawi. Orang yang berada dibawah pengaruh minuman keras dan obat-obatan terlarang temasuk dalam kategori ini.<br /><br />Baik kelompok pertama maupun kedua sebenarnya sama-sama punya peluang untuk terhindar dari kecenderungan terhadap berperilaku keras. Dalam tatanan kehidupan kita mengenal <span style="font-style:italic;">social control</span> sebagai sistem yang menjaga sikap individu agar tetap sesuai dengan nilai umum yang disepakati dalam masyarakat. Sayangnya belakangan ini <span style="font-style:italic;">social control</span> itu tidak berfungsi sebagaimana harusnya. <br /><br />Hayes, seorang ilmuwan sosial, membagi <span style="font-style:italic;">social control</span> pada dua bagian. Yang pertama adalah <span style="font-style:italic;">control by sanction</span>, yaitu dengan memberi sanksi pada orang yang melanggar hukum. Ini tentunya berkaitan dengan kinerja polisi dan pengadilan, lembaga yang bertanggungjawab dengan penyelenggaraan hukum. Yang kedua adalah <span style="font-style:italic;">control by socialization and education</span>, yaitu sosialisasi norma dan nilai melalui pendidikan. Ini tentunya bukan hanya tanggungjawab guru atau sekolah saja walaupun porsinya lebih besar, tapi juga tanggungjawab orang-tua, tokoh masyarakat, da'i ataupun agamawan. Mereka ini, menurut Karl Maunhelm adalah grup yang memberikan <span style="font-style:italic;">direct control</span>, sementara <span style="font-style:italic;">indirect control</span>nya adalah tradisi, opini, adat dan lain-lain.<br /><br />Pendidikan sebagai agen penting <span style="font-style:italic;">sosial control</span>, disamping agama, keluarga dan hukum layak kita pertanyakan hasilnya selama ini. Pendidikan adalah proses yang membentuk sikap dan menentukan perilaku, baik pada anak-anak maupun dewasa. Setiap pengaruh yang perlahan membentuk fikiran, perasaan dan perbuatan termasuk dalam pendidikan. Dalam pengertian yang lebih luas, sekolah sebagai institusi pendidikan melayani fungsi mengarahkan anak dan remaja kepada cara hidup bermasyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai dasar, konsep dan kebiasaan, pendidikan memberikan efek yang sangat besar terhadap anak dan remaja. Dengan begitu, sekolah selayaknya melaksanakan fungsi <span style="font-style:italic;">social control</span> yang sangat luas dan efektif dibanding institusi lain.<br /><br />Sayangnya carut marut wajah pendidikan kita diperburuk oleh kinerja guru dan persaingan sekolah yang orientasi bisnisnya sangat kental terasa. Atas permintaan pasar, porsi pendidikan nilai sudah dikurangi digantikan dengan pelajaran lain yang lebih menarik minat orang-tua. Sekolah, kalau ingin "laku", dituntut untuk dapat membuat peserta didiknya senang tanpa harus memikirkan apakah itu baik untuk anak didik atau sebaliknya, membodohkan kecerdasan emosinya. Anak-anak dimanja dengan fasilitas yang serba "wah" dengan harapan mereka bisa nyaman belajar tapi nyatanya justru mendidik anak untuk tidak mandiri dan tidak terampil menghadapi kesulitan yang pada gilirannya menciptakan anak-anak yang mudah menyerah dan malas. Menjamurnya sekolah-sekolah yang bertaraf internasional yang lebih pantas disebut sekolah bertarif internasional adalah bukti dari persaingan bisnis pendidikan. Semakin tinggi biaya yang dikenakan oleh sekolah malah semakin banyak peminatnya.<br /><br />Membudayanya sekolah-sekolah yang lebih mementingkan segi bisnis seperti ini tentu saja diragukan untuk menjalankan fungsinya sebagai <span style="font-style:italic;">social control</span>. Jangan heran kalau suatu masa nanti anak-anak kita akan tersenyum simpul ketika gurunya mengatakan bahwa Indonesia terkenal dengan sopan-santun dan keramah-tamahan.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-20073138471478749652008-07-28T07:44:00.000-07:002008-11-10T17:24:21.109-08:00Membaca itu mudahBagi banyak orang, membaca adalah kegiatan berat. Sering kali kita kembali ke atas dan mengulangi apa yang sudah dibaca, terkadang sampai tiga atau empat kali. Atau terhenti pada satu kata karena pikiran kita sedang mengembara ke mana-mana. Jangan biarkan ini terjadi karena akan menyita waktu.<br /><span class="fullpost"><br />Kegiatan memmbaca sehari-hari biasanya terdiri dari pengamatan atas kata-kata yang dicetak secara mencolok, pemahaman, pemilihan dan penyimpanan informasi. Langkah awal yang harus ditempuh adalah mendorong keterampilan membaca untuk mengejar kemampuan mental dengan cara menyingkirkan mitos-mitos yang kita percayai tentang membaca. Singkirkan mitos “membaca itu sulit”, “anda tidak boleh menggunakan jari waktu membaca”, ‘membaca harus dilakukan dengan mengeja perkata” atau “anda harus membaca perlahan supaya dapat memahami isinya”.<br /><br />Menggantikan mitos-mitos kuno dengan gagasan-gagasan baru merupakan langkah berikutnya dalam menciptakan keterampilan baru dalam membaca. Katakan pada diri anda sendiri bahwa membaca itu mudah, tidak ada salahnya membaca dengan menggunakan jari sebagai petunjuk, anda dapat membaca banyak kata secara sekaligus, anda juga dapat membaca dengan cepat dengan tetap memahami isi bacaan.<br /><br />Keadaan mental dan fisik anda juga merupakan hal penting yang menentukan untuk jadi pembaca yang baik. Luangkan waktu beberapa saat sebelum membaca untuk menyesuaikan keadaan mental dan fisik anda. Ini dapat menggandakan kecepatan membaca anda secara langsung. Ini adalah kiat pertama yang disebut”mempersiapkan diri”. Kedua, “meminimalkan gangguan”. Carilah tempat yang tenang dan damai untuk membaca. Tidak mesti tempat yang sepi, karena sebagian orang juga bias membaca ditengah keramaian. Dengarkan musik slow jika itu membantu anda dan biar kan otak kiri anda memusatkan perhatian pada bacaan. Ketiga, “dudklah dengan sikap benar”. Duduk tegak dengan posisi normal juga menjaga kesehatan tulang punggung anda dan syaraf-syaraf yang ada di sekililingnya. Keempat, “ luangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran anda”. Istirahatkan mata anda dengan menutupnya beberapa saat. Tarik nafas panjang dan biarkan diri anda rileks sambil membayangkan tempat yang nyaman. Ketika anda membuka mata, sadarilah betapa nyamannya anda. Menggunakan jari atau penunjuk lainnya adalah satu kiat tambahan untuk menghindari terulangnya mebaca kaliamat-kalimat yang sama.Pandangan mata anda akan mengikuti gerakan penunjuk secara alami. Bertahanlah unutk tidak berhenti atau mengulang bacaan. Kiat berikutnya, “melihat sekilas lebih dahulu bacaan anda. Periksalah daftar isi, judul bab, huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring, grafik dan gambar. Anda akan mendapatkan gambaran sekilas tentang isi bacaan sehingga memudahkan anda untuk membaca.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-8677903055796841042008-07-25T00:46:00.000-07:002008-11-10T17:25:09.115-08:00Kepekaan terhadap orang susahHujan meghentikan niat saya untuk melanjutkan perjalanan siang itu. Saya akhirnya memutuskan untuk memarkirkan kendaraan dan berteduh di emperan jalan depan warung mie rebus. Kebetulan warungnya tidak ada pengunjung, saya duduk di salah satu bangkunya sambil "menikmati" pemandangan orang-orang yang kesusahan diguyur hujan lebat. Dua sejoli yang tetap ngebutditengah lebatnya hujan, pedagang kaki lima dan pedagang lainnya yang senasib terpaksa <span style="font-style:italic;">nongkrong</span> bareng karena <span style="font-style:italic;">lapak</span> mereka diguyur hujan. Sejenak saya tertawa dalam hati menyaksiskan pemandangan ini, seperti ada hiburan tersendiri melihat fenomena orang yang sedang kesusahan itu. Tanpa saya sadari sebenarnya saya sedang menertawakan nasib orang-orang yang sedang ditimpa kesusahan. Saya kemudian membayangkan sedihnya keluarga para pedagang tadi seandainya mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa, hanya membawa pulang badan yang basah kuyup yang bisa saja mengakibatkan mereka terserang flu dan tidak jualan lagi besoknya.Saya kemudian teringat istri saya yang sedang hamil muda diguyur hujan dalam perjalan pulang kerja. Ah.. tak seharusnya saya tertawa melihat orang susah.<br /><span class="fullpost"><br />Bu Tuti pemilik Warung mie rebus menghampiriku dan duduk tepat didepanku. Terjadilah obrolan kecil tentang pengalaman hidupnya. Agar nyaman <span style="font-style:italic;">ngobrolnya</span>, saya pesan sepiring mie rebus, jadi tidak terkesan saya cuma numpang berteduh. Sambil menyantap mie rebus saya mendengarkan celoteh bu Tuti yang menurut pengakuannya termasuk orang susah, namun tetap bersyukur. Suaminya seorang supir angutan kota yang <span style="font-style:italic;">mpot-mpotan</span> membiayai anak-anaknya yang masih sekolah, sehingga bu Tuti terpaksa buka warung mie rebus untuk membantu menyokong ekonomi keluarga, walaupun tidak begitu laku karena kalah saing dengan warung-warung lain yang lebih lengkap dan nyaman. Ada satu hal yang menarik dari kisah-kisah bu Tuti. Setiap ditimpa kesulitan, seperti ketika anaknya harus dioperasi, ada seorang dermawan kaya yang selalu membantunya, termasuk memberikan mobil angutan kota yang sekarang jadi sarana utama penopang hidup keluarganya.<br /><br />"Bapak itu sangat perhatian sama orang-orang susah", tuturnya. "Setiap hari Raya saya dikasih THR, padahal saya gak ada kerja sama beliau. Waktu anak saya harus operasi tumor di kepalanya beliau nyumbang 3,5 juta. Waktu anak-anak saya masuk sekolah beliau belikan baju seragam dan buku sekolah plus uang sejuta". Saya langsung berfikir negatif, "Ah..mungkin ada apa-apa dibalik itu". Tapi bu Tuti berusaha meyakinkan saya bahwa si bapak yang kawa itu memang bentul-betul dermawan. "Beliau prihatin sama orang susah karena beliau dulunya juga susah", ujarnya.<br /><br />Acap kali kita dapatkan orang yang dulunya susah tapi kemudian bisa sukses dan kaya raya berkat kegigihan dan kerja kerasnya, salah satunya adalah Bapak Syamsul Arifin, gubernur Sumut sekarang. Seorang penjual kue kemudian jadi pengusaha, bupati dan akhirnya gubernur dan dikenal sangat dermawan. Tapi tidak semua orang sukses punya perhatian khusus terhadap orang-orang susah.Biasanya orang sukses yang dulunya pernah susah kalau tidak menjadi orang yang sangat dermawan, akan menjadi orang yang sangat pelit, kikir bin medit. <br /><br />Kedua golongan itu punya alasan sendiri kenapa mereka punya sikap yang berbeda. Golongan pertama, ketika melihat orang susah akan mengatakan,"Wah kasihan sekali orang ini, dulu waktu aku susah juga merasakan hal yang sama seperti dia, sangat membutuhkan bantuan orang lain". Maka dengan serta merta dia akan ulurkan tangan untuk membantu. Sementara golongan kedua akan mengatakan,"Alah... baru segitu, aku dulu lebih susah dari dia tapi ngak lantas cengeng, minta-minta. Harusnya dia kerja keras dong kayak aku". <br /><br />Kita respek dan angkat topi bagi orang-orang yang masuk golongan pertama, karena dia sadar, apa yang dimilikinya sekarang tak terlepas dari belas kasihan Tuhan. Saya yakin dia diberi kemudahan dalam hidupnya oleh Tuhan karena dia juga selalu memberi kemudahan pada sesama.<br /><br />Orang-orang susah sering tertanya-tanya tentang golongan kedua,"Orang pelit dan nggak punya hati seperti dia kok justru diberi Tuhan kekayaan ya?". Jawabnya sudah jelas bahwa kemudahan, kesusahan, kekayaan dan kemiskinan adalah alat uji bagi Tuhan. Bukan karena Tuhan membutuhkan alat uji, tapi lebih untuk menajdi bukti bagi manusia. Tuhan bisa saja menguji hambanya dengan kemudahan pada satu saat dan dengan kesusahan pada saat lain. Kemudian memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan hasil ujiannya. Bentuk balasannya pun ada 2 macam. Ada yang dibalas langsung di dunia ada juga yang diundur sampai hari pembalasan.<br /><br />Orang kaya yang sombong kemudian ditimpa kemiskinan adalah orang yang mendapat balasan langsung di dunia untuk mengingatkannya agar tidak sombong. Itu berarti Tuhan masih sayang padanya. Namun ada juga orang kaya yang sombong tetap diberi kekayaan bahkan ditambah kekayaannya sehingga ia tambah sombong dan akhirnya mati dalam kesombongan. Maka balasannya sudah pasti di akhirat.<br /><br />Terlepas dari seluruh usaha dan kerja keras, tangan Tuhan tetap punya peranan. Sehingga tidak pantas seseorang menyombongkan diri bahwa apa yang diperolehnya kini adalah murni hasil usaha dan kerja kerasnya.<br /><br />Kebalikan dari kesombongan adalah kelembutan hati. Memang benar kelembutan hati adalah hal yang mahal dan tidak semua orang memilikinya. Terkadang orang tidak sadar bahwa hatinya ternyata sekeras batu. Untuk memperoleh kelembutan hati dibutuhkan kepekaan sosial. Kepekaan itu bisa muncul karena sebuah pengalaman yang menyentuh atau bisa juga diasah dengan cara antara lain, mendalami kehidupan orang-orang susah. Tanpa bermaksud negatif anda mungkin pernah tertawa melihat orang yang jatuh terjerembap atau menertawakan orang yang mondar-mandir celingukan mencari benda miliknya yang tercecer. Kecenderungan menertawakan orang yang kesusahan, bukan malah menolongnya, walaupun terlihat sepele tapi cukup membuktikan bahwa anda kurang peka terhadap kesusahan orang lain. Cara yang paling <span style="font-style:italic;">tokcer</span> adalah meletakkan diri anda pada posisi orang-orang yang kesusahan itu, persis seperti tadi ketika saya duduk berteduh menyaksikan orang-orang yang basah kuyup dan membayangkan kalau hal itu terjadi pada saya atau keluarga saya.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-45810127600063142982008-02-03T07:19:00.000-08:002008-11-10T17:27:10.116-08:00Belajar sambil bermain, positif atau negatif?"Pak hari ini gak usah belajar ya!", kalimat ini dan yang senada denganya sering dilontarkan anak-anak didikku di sekolah. Mereka cenderung malas untuk belajar , sebaliknya menginginkan "games" ketimbang belajar serius. Bagi mereka belajar tak lebih adalah sebuah penyiksaan dan pemaksaan kehendak untuk menghentikan mereka bermain dan terus bermain. Aku teringat dengan dialog seorang pemakalah (Doktor) - dalam sebuah seminar tentang pendidikan - dengan salah seorang peserta seminar.<br />"Apa saja yang kamu perintahkan pada anak muridmu?"<br />"kami menyuruh mereka belajar, membaca buku, membuat PR dll"<br />"Apa mereka melakukannya?"<br />"Lebih banyak yang tidak melakukannya, selebihnya melakukannya dengan terpaksa"<br />"Ah.. kalian hanya bisa menyiksa murid-murid dengan menyuruh mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak senangi "<br /><span class="fullpost"> <br />Kata-kata si pemakalah mengandung kebenaran walaupun kedengarannya ganjil. Mungkin yang dia maksudkan adalah bagaimana guru seharusnya mengajak anak muridnya belajar tanpa si anak merasa sedang belajar melainkan merasa sedang melakukan hal-hal yang menyenangkan. Atau dalam ungkapan lain, lakukanlah pembelajaran sambil bermain sehingga anak tidak bosan, malah menyenanginya.<br />Bermain bukan hanya sekadar memberikan kesenangan, tapi juga bermanfaat besar. Lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi penginderaannya, menjelajahi dunia sekitarnya. Permainan merupakan sarana yang pas untuk mengembangkan keterampilan anak karena banyak permainan bisa menstimulasi kecerdasan-kecerdasan yang anak miliki, dimana anak bisa mengeksplorasi bakat dan keterampilan sambil bermain penuh keceriaan. Benarkah demikian?<br /><br />Untuk tujuan jangka pendek hal-hal di atas laik digunakan. Tapi kalau kita lebih jeli, sebenarnya tindakan kita justru berlawanan dengan pendidikan itu sendiri. Tanpa sadar kita sudah menanamkan pada anak untuk tidak menyukai belajar dan hanya bermain. Maka tak heran kalau sekarang anda memasuki kelas SMP untuk mengajar disambut dengan kata-kata "Pak, gak usah belajar ya, main game aja!", sementara lebih banyak pelajaran yang membutuhkan keseriusan dan akan makan waktu lama kalau dilakukan dengan bermain. Belum lagi kebanyakan anak hanya menikmati gamenya tanpa mau menyerap pelajarannya. Sehingga pada aplikasi yang real si anak tetap tidak bisa.<br />Lalu bagaimana segarusnya?<br /><br />Untuk anak usia dini yang hanya cenderung bermain, teknik permainan memang mutlak dibutuhkan karena hidupnya memang untuk bermain. Tapi sejalan dengan bertambahnya usia, permainan harus dikurangi dan anak mulai dibiasakan dengan hal-hal yang lebih membutuhkan keseriusan. Sehingga pada tingkat SMP anak sudah terbiasa menyukai pelajaran bukan sekedar permainan. Kalaupun ada permainan, anak harus sadar bahwa dia sedang belajar, bukan sedang bermain.<br /><a href="http://technorati.com/claim/rtdt4xi3" rel="me">Technorati Profile</a></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-56063835600232741622007-10-18T05:56:00.000-07:002007-10-18T06:20:29.664-07:00Champions never quit<br /><span style="font-family: georgia;">However tough the challenge will be, the champion never quit. Eventhough </span><span style="font-family: georgia;font-family:Verdana, Arial, Helvetica;" >the environment completely take away any motivation for anyone to work hard, which in turn makes everyone bitter and depressed, the champion never step backward. Take the risk! conquer your laziness! Be patient from the hardship! Never surrender! n be the Champion!<br /><br />If you were the champion, the success is in your hand. Time is not a matter, neither money nor friend can influence. Go straight forward and face your destiny.... January is the decisive point of our battle.<br /></span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38770767.post-90647356243540074892007-09-11T02:23:00.000-07:002008-11-10T17:28:04.008-08:00Guru dan air mata<br /><br />Air Mata Guru adalah kelompok yang melambangkan betapa seharusnya guru bersedih dengan kecurangan sistematis pada pelaksanaan ujian nasional yang, notabene, pelakunya adalah pendidik. Kelompok guru yang lahir di Medan ini "menangisi" kecurangan legal yang dilakukan rekan sejawatnya. Sebuah sikap yang menunjukkan kredibilitasnya sebagai guru yang pantas diteladani. Sesuatu yang luar biasa di sini adalah sikap peduli guru-guru tersebut terhadap masa depan dan kemajuan anak didiknya, tanpa peduli dengan kelangsungan hidup mereka dan bahkan mempertaruhkan karir mereka sebagai guru. Karena yang terjadi selama ini biasanya air mata guru terbuang percuma untuk memperjuangkan nasib mereka sendiri. Kecilnya gaji guru selalu menjadi alasan tercucurnya air mata guru. Rencana anggaran 20% untuk pendidikan sebagian besarnya dikeluarkan untuk mendongkrak kesejahteraan guru. Tapi pada kenyataannya guru tak kunjung sejahtera, kalau pun dapat bantuan ternyata tidak merata dan selalu ada saja yang ingin ikut mencicipi "kue" untuk kesejahteraan guru tsb.<span class="fullpost"><br /><br />Menangisi nasib bukanlah pekerjaan utama guru. Tugas utama guru adalah memproduksi generasi unggul yang obyeknya adalah siswa. Seyogyanyalah guru menangis melihat hasil produksinya yang amburadul. Setelah capek-capek kok hasilnya ngak maksimal? Dibanding negara lain keberhasilan guru kita belom ada apa-apanya. Bisa dilihat dari peringkat literacy negara-negara di seluruh dunia. Indonesia menduduki peringkat bawah mungkin bahkan tak diperhitungkan. Majalah The Times memuat ranking 200 universitas terbaik di dunia, dan tak satu pun universitas Indonesia yang masuk dalam top 200 tsb. Negara-negara tetangga menjadi tujuan belajar negara-negara lain sementara Indonesia, tak banyak yang berminat belajar di sini.<br /><br />Apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia? Alasan klasik selalu kembali pada kesejahteraan guru, APBN yang kecil untuk pendidikan dan kebijakan pendidikan nasional.Berbagai usaha telah dilakukan. Pemerintah telah berusaha menaikkan anggaran pendidikan dan sebagian besar diperuntukkan demi kesejahteraan guru. Maka guru seharusnya bisa bernafas lebih panjang dengan adanya bantuan Rp. 600.000 /semester yang, sayangnya, kemudian terkena cuilan banyak tangan sehingga tak heran kalau ada guru yang akhirnya hanya mendapat setengahnya. Bahkan di beberapa daerah "mata air" itu sudah kering dan kembali hanya mengucurkan air mata. Pemerintah juga sudah memaksakan diri untuk menggaji guru di atas 2 juta walaupun baru iming-iming tapi program ini mulai direalisasikan dengan diadakannya sertifikasi guru yang dibatasi sehingga tidak semua guru mendapat sertifikat. Demi berjalannya program itu maka sebagian guru harus ikhlas dan bersabar untuk batas yang tak bisa diprediksi.<br /><br />Untuk memperbaiki mutu pendidikan, Indonesia juga sudah membuat kurikulum baru dan kebijakan-kebijakan baru. Dengan kTSP diharapkan ada perbaikan mutu pendidikan. Kurikulum ini memberikan kebebasan pada sekolah masing-masing untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan keadaan murid dan tempat belajar. Dengan kata lain satuan pendidikan hanya mengembangkan kurikulum yang sudah ditentukan bukan bebas membuat kurikulum sendiri, karena ini nanti ada kaitannya dengan ujian nasional.<br /><br />Maka guru sekarang bukan hanya asal jadi guru, tapi memang guru yang professional yang sudah mempersiapkan perangkat pembelajarannya, kalau memang ngak ngopi dari orang lain, untuk mengajar 6 bulan bahkan setahun ke depan. Tidak usah khawatir perangkat pembelajarannya ketinggalan jaman atau ngak updated, karena setiap hendak mengajar guru bisa merevisi kembali perangkat pembelajarannya. Karena pendidikan itu dinamis maka tak jarang perencanaan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh bulan tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sekarang sehingga terpaksa guru harus merevisi kembali sebagian perencanaan, kalau tak semuanya. Tidak efisien memang, tapi itulah kewajiban guru sekarang. Selain mengajar, mengoreksi hasil kerja siswa, mengajar privat di luar, nyambi di sekolah lain, menagih uang SPP, menasehati siswa yang bermasalah, menerima teguran kepala sekolah, menghadapi orang tua siswa yang protes karena anaknya ngak jadi pintar, juga ditambah dengan kegiatan baru, mencari contekan perangkat pembelajaran plus merevisinya ketika hendak mengajar.<br /><br />Semua jerih payah guru nantinya akan dibayar dengan gaji pas-pasan, sedikit janji dari pak menteri, bantuan dana yang "dicuilin" banyak tangan tiap semester, pandangan rendah teman lama yang sudah jadi direktur di sebuah perusahaan, pandangan benci dari siswanya karena banyak ngatur, hadiah yang dikasih orang tua siswa tiap ngambil raport, dan beberapa potong nyanyian tiap hari guru plus karangan bunganya.</span>yaser amrihttp://www.blogger.com/profile/12979307396815290338noreply@blogger.com0