Wednesday, May 19, 2010

Si Cantik, Kupu-kupu


Siapa sih yang tak menyukai warna cantik pada kupu-kupu? Walau terlihat lemah, sayapnya yang lembut memiliki warna cerah yang memukau. Tak sulit untuk menemukannya, mereka sering terlihat hinggap pada bunga-bunga indah di teras, halaman, bahkan kebun. Namun sayangnya, jumlah kupu-kupu semakin berkurang selama 25 tahun terakhir.

Hal ini dikarenakan tempat tinggal mereka semakin sedikit.
Kupu-kupu memang bukan binatang langka, namun banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan si binatang cantik ini. Kupu-kupu termasuk binatang heksapoda (binatang berkaki enam). Ia adalah salah satu binatang sensitif karena penciumannya yang tajam mampu mencium nektar sejauh 15 km. Dengan demikian, insekta ini bisa mengetahui dimana ia akan berkembangbiak dan menghisap madu pada bunga melalui organ mulut yang menyerupai belalai (probosis).

Metamorphosis pada kupu-kupu dimulai dari ulat. Uniknya, ulat dapat berganti kulit hingga empat kali sebelum prosesnya menjadi kepompong. Kepompong yang terbentuk sesuai dengan daun yang dihinggapi kupu-kupu. Jenis ulat dan kepompong tergantung pada jenis kupu-kupunya. Ulat bulu akan menjadi kupu-kupu malam yang berwarna gelap. Begitu kepompong menetas menjadi kupu-kupu, ia akan langsung melakukan perkawinan. Sang betina dengan segera hinggap pada daun yang bisa dijadikan makanan ulat setelah telurnya menetas.

Seperti tubuhnya yang cantik dan cerah, binatang ini menyukai warna cerah. Ia lebih suka hinggap pada bunga cerah yang menarik perhatiannya. Kupu-kupu memiliki mata majemuk hingga ribuan. Spectrum warna pada mata memantulkan cahaya dari warna cerah yang dikenalinya kemudian menghampiri bunga berdasarkan kebutuhan dengan mencium nectar (cairan pada bunga). Jadi, tidak semua benda berwarna cerah akan dihinggapinya jika ia tidak mencium adanya nectar. Itulah mengapa kupu-kupu sering hinggap pada bunga merah, kuning, atau warna menyegarkan lainnya.

Baca lengkap......

Peran Emosi Dalam Belajar

Belajar dengan mendengar
Belajar dengan melihat
Belajar dengan berbuat
Belajar dengan merasakan
Belajar dengan berfikir
Kalimat-kalimat ini sering kita dengar saat membicarakan masalah tumbuh kembang anak dalam belajar. Bagaimana anak mengenal alam menjadi sebuah proses belajar?

Aktivitas yang dimulai dari dalam keluarga berkembang ke lingkungan masyarakat yang majemuk mampu membentuk cara berfikir anak dari tidak mengenal menjadi mengenal dan dari tidak tahu menjadi tahu. Namun, kecerdasan intelektual tidak dapat berperan tanpa adanya kecerdasan emosional. Inilah yang dikatakan belajar dengan perasaan.
Keterkaitan emosi sangat membantu mempercepat pembelajaran. Tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Penelitian otak menunjukkan semakin adanya hubungan antara keterkaitan emosi, memori jangka panjang, dan belajar.

Sebuah ilustrasi, Rina (3 tahun) disuruh menjaga adiknya (6 bulan) oleh sang ibu. Awalnya Rina merasa senang karena ia mampu membuat adiknya tertawa. Dalam pikirannya, ia sudah pandai menjaga adik. Namun karena gemas, tanpa disadari, ia mencubit si adik dan akibatnya adik pun menangis. Melihat peristiwa itu, sang ibu memarahi Rina. Serang anak yang masih berumur 3 tahun menjadi ketakutan. Akibat menjaga adik, mendengar omelan ibu. Ia memandang bibir dan wajah ibunya yang menjadi seram seketika. Rupanya, perbuatannya menjaga adik tadi adalah sebuah kesalahan. Itulah yang muncul dalam pikirannya. Di balik peristiwa ini, memori jangka panjang bermain. Rina akan selalu mengingat ia dimarahi karena membuat adik tertawa saat menjaga adik. Bukan lagi apa yang diomelkan oleh ibunya.

Contoh lain, seorang ibu sedang memperhatikan anaknya yang masih duduk di kelas satu SD belajar mewarnai. Dengan imajinasinya, ia membubuhkan warna hitam pada gambar bunga matahari. Melihat ketidaklaziman warna bunga yang dibuat sang anak, ibu langsung berbicara dengan suara tinggi,"Lho, bunga kok hitam. Bunga matahari itu warnanya kuning. Bukan hitam. Ganti!" memang, bunga matahari tidak ada yang berwarna hitam kecuali bunga yang sudah busuk, tapi respon ibu terhadap imajinasi anak mengakibatkan pemikirannya terhambat. Padahal, jika dibiarkan anak berimajinasi, mungkin hasilnya akan lebih baik. Setelah selesai mewarnai, barulah sang ibu menjelaskan dengan lembut dan penuh sayang bahwa bunga matahari akan terlihat lebih cantik lagi jika berwarna kuning. Namun, akibat respon yang kurang baik tersebut emosi anak menjadi tidak stabil. Ia bisa saja tidak mau lagi mewarnai bahkan merasa kurang percaya diri karena takut apa yang dilakukannya salah. Disinilah pentingnya emosi atau perasan dalam belajar.

Baca lengkap......

Thursday, April 08, 2010

Batak Suku yang Unggul

Ada lelucon yang mengatakan, "Orang Batak kalo sendirian main gitar, kalo berdua main catur, tapi kalo rame, bikin ribut". Lelucon ini tentu ada benarnya tapi sudah pasti tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang orang Batak kalo rame bikin ribut?, gak perlu rame-rame kok, sendiri pun orang Batak sanggup bikin ribut hehehe. Mungkin sudah suratannya, mayoritas orang Batak dikaruniai suara yang tinggi dan keras. Bukan hanya suara yang keras, tapi ternyata juga kepala yang "keras". Sehingga tidak heran kalau mereka acap kali diberi label "tukang ribut", karena tidak mau mengalah. Sifat tidak mau mengalah ini diakui oleh Hanna Sihombing di Blog Berita. "Biasalah Ito, sudah menjadi sifat orang Batak barangkali, susah mengalah. Sude naeng jadi raja, jala sude naeng mangatur", ujar Hanna. Suku Batak adalah suku yang unik, suku yang sangat kompak, sekaligus sering bertengkar. Dan tentunyu suku yang paling banyak menyita perhatian rakyat Indonesia belakangan ini.

Bagaimana tidak menjadi perhatian?. Wong sepanjang hari saya mendengar marga Batak berseliweran di TV. Ada Choki Sitohang, Indra Herlambang, Joi Tobing dll. Selama pansus century diliput, nama-nama yang selalu jadi berita adalah nama yang menyandang marga Batak. Sebut saja Sitompul, Siahaan, Pasaribu, Harahap, Simanjuntak, Pohan. Selesai kasus century, muncullah kasus Gayus Tambunan yang juga melibatkan pengacaranya Haposan Hutagalung. Kali ini Gayus harus didampingi pengacara yang bersih, maka bang Buyung Nasution pun tampil. Tak hanya itu, orang Batak tak cukup hanya menjadi pemberitaan, tapi sampai pada yang menyuguhkan beritanya pun Batak, semisal Saragih, Tampubolon, Nababan, Silalahi. Bah.... apa Jakarta sudah dijajah orang Batak?

Kiprah orang Batak di Jakarta memang tak terlepas dari kegigihan mereka. Mereka dikenal pekerja keras dan tidak gengsi. Bukan hanya kerja keras tapi mereka pun mau kerja kasar. Baik kasar dalam arti sebenarnya mau pun kasar dalam arti konotatif. Disamping kegigihan, "nepotisme" juga ikut memperlanjar jalan hidup mereka, karena mereka juga dikenal sebagai suku yang mempunyai kekerabatan keluarga yang sangat erat. Walaupun belom pernah bertemu, tapi kalau sesama Batak apalagi semarga, mereka bisa merasa sangat akrab.

Batak identik dengan Medan. Padahal tidak semua orang Medan adalah orang Batak. Medan adalah kota yang berpenduduk heterogen. Penduduk aslinya mungkin melayu, tapi kemudian semua suku ada di Medan dan tidak satu suku pun lebih kuat dari yang lainnya, baik dalam hal politik, perdagangan maupun sosial. Namun, orang Batak yang berada di luar SUMUT selalu memakai nama Medan untuk merujuk asalnya, sehingga Medan menjadi setali tiga uang dengan Batak.

Tidak semua Batak adalah beragama Kristen. Walaupun mayoritas Batak Toba adalah penganut agama Kristen tapi ada juga yang memeluk agama Islam. Sementara Batak Mandailing justru mayoritasnya adalah pemeluk agama Islam. Batak Karo yang agama aslinya "parbegu/pelebegu" ternyata sekarang sudah banyak yang memeluk agama Kristen dan Islam. Sebagian orang-orang tua di Tapanuli Utara masih ada yang menganuut ajaran agama leluhur mereka, "Malim", pemeluknya disebut sebagai "Parmalim".

Suku-suku lain di Indonesia mungkin perlu mengkaji suksesnya orang Batak di ibu kota. Catat semua nama-nama orang Batak yang sukses, kemudian cari tahu apa taktik kesuksesan mereka. Jangan heran kalau anda akan mendapatkan "sejuta" taktik... karena memang..... Batak artinya banyak taktik.
Baca lengkap......

Tuesday, March 30, 2010

Kecurangan dalam UN

Sejak saya masih belajar di sekolah sampe saya mengajar sekarang, selalu ada kecurangan dalam ujian. Rasanya tidak aneh lagi kalau siswa nyontek atau ngopek. Itu sudah biasa dalam dunia pendidikan, bukan hanya di negara kita tapi fenomena itu ada di seluruh dunia. Ketika keberhasilan belajar dinilai melalui ujian, kecurangan dalam ujian pun terjadi. Kecurangan-kecurangan ini tentunya diikuti dengan perbaikan sistem pelaksanaan ujian oleh panitia ujian nasional dan stakeholders lainnya. Pengawasan ujian diperketat, peraturan-peraturan baru pun dibuat dengan tujuan agar kecurangan dalam ujian bisa diminimalisir. Toh.. selalu saja ada murid yang berbuat curang. Gak aneh kok!

Yang aneh kalau kecurangan itu bukan hanya berasal dari siswa, tapi justru dari gurunya. Itu lah yang terjadi dalam UN. Siswa takut dirinya tidak lulus dan gurunya juga takut siswanya tidak lulus, maka dimulailah kecurangan model baru dalam sejarah pendidikan nasional. Guru menghalalkan siswanya mencontek, bahkan sengaja mengatur duduk siswa dengan cara meletakkan siswa-siswa pintar di bangku strategis agar bisa dicontek oleh siswa kurang pintar. Tapi itu teori lama... udah basi!.

Kecurangan tersebut secara pelan-pelan mulai mengalami kemajuan. Sebagian guru pun sudah lebih berani dalam berbuat curang. Kecurangan dalam bentuk baru akhirnya mendapat giliran. Caranya adalah membuka kembali jawaban siswa yang sudah dikumpul, dan guru bareng2 menukangi jawaban siswa. Oops.. ternyata ini berbahaya, salah satu sekolah di SUMUT digerebek anggota densus 88 ketika sejumlah gurunya melakukan perbuatan itu.

Hmm... nampak sekarang sudah waktunya memikirkan strategi yang lebih jenius lagi. Entah bagaimana caranya, soal ujian yang akan diujikan dibuka, guru menjawab soal-soal tersebut dan... "abrakadabra"!, sampul ujian tertutup kembali tanpa meninggalkan bekas. Beberapa saat sebelum ujian dimulai siswa sudah mendapatkan kunci jawabannya. Bukan magic bukan sihir lhooo...

Dalam UN yang dilaksanakan belakangan ini tingkat kejeniusan dalam mencari celah-celah untuk berbuat curang sudah mencapai puncaknya. Kunci jawaban sudah beredar lewat sms (menurut pak Parlindungan sih jawabannya bagus-bagus heheheh....) sementara penjagaan terhadap kerahasiaan dokumen negara tersebut sudah sangat ketat. Pengawasan berlapis-lapis, tapi pak, kok masih ada "siluman" yang berhasil memanfaatkan kemungkinan yang sangat kecil tersebut?. Ternyata UN akhirnya menunjukkan "kepintaran" bangsa kita ya pak?
Baca lengkap......

advertlets

PayPal

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.